Dr. I Wayan Dibia, S.S.T., M.A. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masa pandemi COVID-19 tidak menyurutkan kreativitas Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST., M.A. Guru Besar purna bakti Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini masih aktif berkarya.

Di tengah pandemi ini, ia aktif menghasilkan karya puisi. “Sejak bulan Februari sampai bulan Juni 2021, saya mulai tertarik untuk menulis puisi dan telah melahirkan lima buah buku Puitika Tari dengan judul yang berbeda-beda,” ujar Prof. Dibia, Minggu (19/12).

Kelima buku yang dimaksud adalah Puitika Tari 1 berjudul Ungkap Kata Tari Bali berisi 24 buah puisi; Puitika Tari 2 dengan judul Nawa Natya, Sembilan Tari Bali Pilihan berisi 35 buah puisi; Puitika Tari 3 berjudul Pengakuan dan Kesaksian Hanuman berisi 33 buah puisi; Puitika Tari 4 diberi judul Gurat Garis Tari Baris memuat 36 buah puisi; dan Puitika Tari 5 diberi judul Nyanyian Penari Senja memuat 32 buah puisi.

Baca juga:  Gubernur Koster Bangga Aksara Bali akan Mendunia

Masing-masing buku ini dibuka dengan kata pengantar yang juga berbentuk puisi, dengan komentar atau ulasan singkat dari sastrawan dan pemerhati seni sastra yang berbeda-beda. Buku Ungkap Kata Tari Bali dikomentari oleh Narudin dari Bandung, buku Nawa Natya, Sembilan Tari Bali Pilihan diulas oleh I Gede Aryantha Soetama dari Denpasar, buku Pengakuan dan Kesaksian Hanuman dikomentari oleh Putu Putri Suastini Koster, buku Gurat Garis Tari Baris oleh dr. Dewa Putu Sahadewa, Sp.OG. (Kupang), dan buku Nyanyian Penari Senja diulas oleh Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Lit. (Denpasar).

Baca juga:  Terduga Teroris Ditangkap di Bali dan Penusuk Wiranto Hubungannya Sangat Dekat

Prof. Dibia, menjelaskan bahwa Puitika Tari adalah terminologi yang mengandung makna pelukisan atau penggambaran tari berbahasa puitis. Terminologi ini lahir dari perpaduan antara karya sastra berbentuk puisi bebas dengan deskripsi estetik tentang tari

Sebagai suatu karya olah seni sastra yang diikat irama, matra, dan rima serta disusun ke dalam larik dan bait, Puitika Tari berisikan gambaran jagat tari. Cakupan kisahnya pun bervariasi, mulai dari prinsip estetik, gerak-gerak, ragam dan jenis, sampai dengan peristiwa pertunjukan tari, ungkapan emosi serta kehidupan senimannya.

Dalam karya Puitika Tari ini menyuguhkan dua hal yang saling berkaitan, yaitu olah sastra dan gambaran keindahan seni tari, termasuk emosi pelakunya terhadap seni tari. Dengan membaca puitika tari para pembaca akan memperoleh gambaran “luar dalam” dari tari dan sambil merasakan suasana emosi dari sajian tari yang digambarkan penulisnya.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Serahkan Akta Perkawinan kepada Pengantin di Sibetan

Kelima buku ini akan diluncurkan pada 22 Desember 2021 bertepatan dengan Hari Jadi ke-17 Geria Olah Kreativitas Seni (GEOKS) Singapadu bertempat di Gedung GEOKS Singapadu, Sukawati-Gianyar. Karena masih dalam suasana pandemi COVID-19, peluncuran buku ini akan dihadiri oleh undangan dalam jumlah terbatas.

Sebagai pembicara pembahas buku Puitika Tari ini akan hadir penyair dan pemerhati seni sastra di Bali, yaitu Warih Wisatsana, dr. Dewa Putu Sahadewa, Sp.OG., dan Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Lit. (Winatha/balipost)

BAGIKAN