Petugas menaruh spesimen swab yang akan dites PCR. (BP/dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah jadwal dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turun, jajaran Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar mulai melakukan tes PCR. Seperti yang dilakukan, Selasa (16/11) di SDN 11 Pemecutan, Denpasar.

Kepala SDN 11 Pemecutan, Gusti Nyoman Sri Artini mengatakan, di sekolahnya dilakukan tes PCR terhadap 40 siswa dan 10 orang guru. Pihaknya terlebih dahulu memberitahukan kepada orangtua siswa untuk pelaksanaan tes ini.

Sebab, pihaknya khawatir tidak mendapat izin dari orangtua siswa. Namun, setelah disampaikan informasi ini, respons orang tua cukup positif. Bahkan, dari 40 target siswa yang dites, peminatnya malah lebih.

Dikatakan, bila dari hasil tes ini ada yang reaktif atau positif, pihaknya akan berkordinasi dengan Disdikpora maupun orang tua siswa. Karena sesuai dengan arahan Disdikpora, bila dalam tes tersebut ada yang positif, pembelajaran tatap muka (PTM) bisa ditunda sementara.

Baca juga:  Indonesia Pasti Dapat Akses Vaksin COVID-19

Sebelumnya, Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Denpasar, A.A.Gede Wiratama mengungkapkan untuk kegiatan tes PCR siswa di Denpasar ini sudah dirancang sejak lama. Pihaknya terlebih dahulu mengirim data siswa yang akan di tes ke pusat.  Setelah itu, pihaknya menunggu jadwal dari Kemenkes. Kini, setelah turun, pelaksanaan tes PCR sudah bisa dilakukan.

Dikatakan, peserta Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Denpasar yang akan menjalani tes PCR secara sampling. Sebanyak 1.470 siswa akan mengikuti tes PCR dari jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP.

Untuk jenjang TK/PAUD akan diikuti 230 siswa dari 23 TK/PAUD di Kota Denpasar. Masing-masing PAUD yang menjadi sampel tersebut diwakili oleh 10 orang siswa. “Untuk jenjang SD diikuti oleh 1.000 siswa dari 25 SD yang tersebar di empat kecamatan. Satu SD sampel diwakili oleh 40 orang siswa,” jelasnya.

Baca juga:  Malaysia Deteksi Kasus Omicron pada Pelajar dari Afsel

Sementara itu, untuk jenjang SMP akan diwakili oleh 240 siswa dari 8 SMP, dimana setiap SMP sampel diwakili oleh 30 orang siswa. “Data yang akan dipakai sampel tersebut sudah kami kirim ke pusat. Sekarang tinggal menunggu info dari Kemenkes saja. Sementara untuk pengambilan sampel dilakukan petugas dari lab provinsi,” katanya.

Tak hanya siswa yang dites, guru maupun pegawai sekolah juga akan mengikuti tes serupa. Dimana, untuk guru dan pegawai yang akan dijadikan sampel dalam tes ini sebanyak 479 orang.

Pada jenjang TK/PAUD diikuti oleh 69 orang dari 23 sekolah, dimana masing-masing sekolah ini diwakili oleh 3 orang guru dan pegawai. Untuk jenjang SD diikuti oleh 250 orang dari 25 sekolah, dimana masing-masing sekolah diwakili oleh 10 guru maupun pegawai.

Baca juga:  Sejumlah Siswa Positif COVID-19, Pembelajaran Kembali ke Daring Seminggu

Sedangkan untuk SMP akan dilakukan tes kepada 160 orang guru maupun pegawai dari 8 SMP baik swasta maupun negeri. Untuk satu SMP sampel, diwakili oleh 20 orang guru dan pegawai.

Sekolah yang dijadikan sampel ini harus merata, baik MTs, sekolah swasta, maupun sekolah negeri. “Misalnya untuk sampel sekolah di Denpasar Barat, semua harus ada perwakilannya, dari MTs ada, sekolah swasta, negeri harus masuk sebagai perwakilan,” katanya.

Wiratama mengatakan pelaksanaan tes secara acak ini dilakukan untuk menciptakan rasa nyaman bagi siswa maupun guru dan pegawai yang ikut PTM. Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya kluster PTM di sekolah. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN