garam
Pertanian garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung yang terkenal dengan kualitas produknya cukup baik terancam punah. (BP/sos)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perhatian Gubernur Bali Wayan Koster terhadap pengembangan potensi sumber daya lokal mendapat sambutan yang baik di masyarakat. Seperti pengembangan garam tradisional di beberapa daerah di Bali merupakan perhatian pemerintah terhadap ekonomi kerakyatan.

“Arah kebijakan Gubernur Bali yang memperhatikan aktivitas ekonomi mengangkat ekonomi kerakyatan seperti itu membuat masyarakat merasa diperhatikan. Jadi masyarakat akan lebih semangat lagi menggeluti potensi-potensi daerahnya,” ungkap warga yang tinggal di Pesisir Kedonganan yang juga Ketua KUD Mina Segara I Ketut Yutamana Selamat, Kamis (4/11).

Ia melihat, pengembangan potensi lokal yaitu daerah pesisir sesuai dengan program Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Mengangkat potensi Bali yang terpendam dan tidak ada yang diam karena semua potensi dikembangkan, karena sebelumnya banyak potensi yang diam.

Baca juga:  Bali Ajukan 4 Program Ini untuk Pemulihan Pariwisata

Dengan membangun potensi lokal ini, kreativitas, gagasan dan ide masyarakat dapat dibangkitkan sehingga melahirkan produktivitas. “Kita punya potensi garam jangan sampai masih impor. Itu pekerjaan masyarakat kita. Di samping menyerap tenaga kerja, masyarakat juga memiliki pilihan pekerjaan,” ungkapnya.

Menurutnya, setiap daerah di Bali mempunyai potensinya masing-masing. Tidak hanya garam tapi juga ada potensi kehutanan, masyarakat nelayan, semuanya harus dilindungi. “Kalau semua potensi daerah terbangun, kesejahteraan masyarakat tentu akan terjamin. Pola pembangunan ekonomi seperti ini adalah penjabaran Tri Hita Karana (THK). Jadi masyarakat ikut berperan serta mengangkat perekonomian,” ujarnya.

Baca juga:  Dalem Melanting di Pulaki dan Dewi Melanting di Pasar, Apa Bedanya?

Meski demikian, ada catatan penting yang harus dilakukan pemerintah yaitu terkait regulasi. Pemerintah harus membuat kepastian dan ketegasan penindakan regulasi terkait pengembangan ekonomi lokal. “Jangan tiba-tiba ramai-ramai mengembangkan garam karena perhatian pemerintah ini, padahal garam belum tentu merupakan potensi daerahnya. Pola seperti ini harus dijaga, jangan dilepas begitu saja,” tandasnya.

Revitalisasi ekonomi harus mulai dilakukan dari sekarang agar masyarakat Bali tidak terpaku menunggu pariwisata pulih. “Jadi saya setuju dengan arah kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster ini. Masyarakat pesisir yang termarjinalkan juga bisa mendapat perhatian. Begitu juga masyarakat di daerah lain juga akan merasakan hal yang sama, ketika potensi daerah yang dilakoni selama ini mendapat perhatian,” ujarnya.

Baca juga:  Populasi Babi di Bali Menurun Drastis, Diprediksi akan Terjadi Kenaikan Harga Jelang Galungan

Nantinya setelah pariwisata mulai menggeliat, sektor-sektor dari ekonomi kerakyatan ini bisa bersinergi dengan pariwisata, menjadi daya tarik budaya yang dilakoni masyarakat. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN