Salah satu kegiatan serangkaian Spirit Artefak Nusantara. (BP/istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gairah berkesenian seniman Bali di masa Pandemi COVID-19, tak pernah surut. Gelar karya dan diskusi seni selalu dirancang untuk memantik kreativitas. Tetapi protokol kesehatan (prokes) –memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak tak pernah diabaikan, mengantisipasi munculnya kluster baru penyebaran virus Corona.

Batu Belah Art Space di Lepang, Klungkung, menggelar kegiatan sehari untuk mempertemukan ide, gagasan, olah seni dan berbagai aktivitas, Senin (18/10). Beberapa pertunjukan seni digelar menampilkan demo lukis di atas pelat oleh perupa Made Kaek diiringi musik Pandusukma.

Baca juga:  Buang Limbah ke Sungai, Dua Pemilik Usaha Divonis Denda Rp 500 Ribu

Kemudian dirangkai performance dari penari kontemporer Tebo Aumbara. Pegiat seni dan lingkungan dengan pendekatan spiritual-meditatif, Iwan Wijono asal Yogyakarta, mempresentasikan perenungan dan pemaknaan kehidupan dari sudut pandang seni dan hakikat diri, diakhiri diskusi serta berbagi pengalaman.

“Kami juga mengajak keterlibatan publik dan pengunjung untuk berinteraksi secara kolaboratif dan berkarya bebas di open space kami,” ujar Wayan Sujana Suklu, seniman yang juga founder Batu Belah Art Space, Minggu (17/10).

Baca juga:  Desa Adat Dalem Setra Batununggul Gelar “Palebon Masa Kinembulan”

Dikatakan, Batu Belah Art Space menjalankan aktivitas ekosistem budaya dari tahun ke tahun melalui program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Spirit Artepak Nusantara merupakan aktivitas jangka panjang terdiri tiga sampai enam program sepanjang tahun.

Dosen ISI Denpasar ini mengatakan, aktivitas seni ini, mengedepankan riset melalui silahturami dengan petilasan yang tersebar di seantero jagat Bali. Candi Gunung Kawi, Relief Yeh Pulu, dan Kerthagosa, tiga tempat ini menjadi tujuan tapak tilas dilakukan pada Minggu (17/10). (Subrata/balipost)

Baca juga:  Lima Kios Ludes Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Rupiah
BAGIKAN