DENPASAR, BALIPOST.com – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mendapat apresiasi atas kerja pengaktualisasian program pembelajaran Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di luar Institut, Semester Gasal 2021/2022 secara konsisten, terintegrasi, dan menyeluruh. Apresiasi disampaikan Plt. Dirjen Pendidikan Dikti, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek Prof Nizam PhD., pada acara Pangurip MBKM ISI Denpasar, Jumat (8/10).

MBKM ISI Denpasar luar Institut menyertakan 351 mahasiswa seluruh Prodi, melampaui target Indikator Kinerja Utama (IKU) yakni 20 persen dari jumlah total mahasiswa, atau sebanyak 340 mahasiswa. Pangurip MBKM ISI Denpasar bertajuk Svarna Nuswantara Kramaning Lelangon (Menuju Kegemilangan Nusantara berbasis Pemajuan Ekosistem Seni Budaya).

Kegiatan digelar dalam Sidang Senat Terbuka selain menghadirkan Plt. Dirjen Prof Nizam, juga hadir Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjenristekdikti Prof. Aris Junaidi, wakil Mitra Strategis yaitu, pendiri Agung Rai Museum of Arts (ARMA) dan Anak Agung Gde Rai dan pendiri Sanggar Bona Alit, Gusti Ngurah Adi Putra. Sementara seluruh mahasiswa dan dosen pembimbing hadir secara daring.

Ajang sinergi dan kolaborasi MBKM ISI Denpasar melibatkan 145 Mitra Strategis bereputasi dari kalangan Dunia Usaha-Dunia Industri (DUDI), ekosistem seni-budaya (Museum, Yayasan Seni, Galeri, Rumah Produksi, Rumah Kreatif, Sanggar Seni, dan Studio Maestro), lembaga riset, satuan pendidikan, dan lembaga pemerintah.

Baca juga:  Transformasi Jadi ISI Bali

Menurut Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana, bahwa seluruh proses menuju pemberlakuan MBKM telah dilakukan konsisten dalam tujuh bulan terakhir. Dimulai penyusunan kurikulum MBKM berbasis Program Studi, dengan menjaga relevansi, mutu, dan daya saing.

Perumusan kurikulum secara fundamental ini, melibatkan 60an tokoh dari unsur maestro, seniman-desainer, profesional, dan juga pakar pendidikan tinggi, sampai kemudian disetujui Senat Institut dan ditetapkan dengan Peraturan Rektor. Peluncuran pemberlakuan kurikulum bertepatan dengan pengesahan mahasiswa baru, pada Kamis (16/9), kemudian penandatangan Perjanjian Kerjasama MBKM bersama Mitra strategis secara Drive Thru, Jumat (17/9), dan terakhir Pangurip MBKM ISI Denpasar.

“Acara Pangurip digelar menunjuk pada tujuan mulia MBKM, yakni meneguhkan pencapaian kegemilangan Indonesia berbasis pemajuan seni-budaya, melalui sinergi, kolaborasi, dan gotongroyong lintas batas, sekaligus penuh kemungkinan kreativitas dan inovasi antara ISI Denpasar dan Mitra Strategis MBKM ISI Denpasar,” katanya.

Baca juga:  Bali-Bhuwana Waskita ISI Denpasar, Melankolia Global dan Literasi Digital Masa Pandemi

Seluruh prodi sarjana dan sarjana terapan di lingkungan ISI Denpasar telah menyiapkan tujuh Program Pembelajaran MBKM di luar Institut (Asistensi Mengajar, Kewirausahaan, Studi/Projek Independen, KKN Tematik, Projek Kemanusiaan, Riset/Penelitian, dan Magang/Kerja Praktik). Ini, guna memastikan seluruh mahasiswa memasuki pengalaman multifacet, lintas disiplin keilmuan, keluasan jejaring ekosistem, sekaligus peluang-peluang pemajuan cita-cita masa depan sebagai pribadi utuh: cakap, berkepribadian, sekaligus cinta tanah air.

Prof Nizam mengapresiasi pemberlakukan MBKM di ISI Denpasar dengan melibatkan 145 mitra strategis bereputasi. Pemberlakukan MBKM pada Pendidikan Tinggi Seni sangat penting bagi pengembangan karakter bangsa, sekaligus merupakan fondasi ekonomi kreatif dan inovasi ke depan.

Seni yang dikawinkan dengan teknologi untuk daya saing bangsa, karena kreativitas merupakan DNA Bangsa Indonesia. ISI Denpasar dapat menjadi inisiator program-program seni inovatif dan industri kreatif.

“Selain itu MBKM juga menjadi muara dari aliran air sejuk dunia profesional dan dunia kampus untuk Indonesia Maju,” terang Prof Nizam dalam rilis yang diterima.

Baca juga:  Wisuda XXIV ISI Denpasar, Seniman Diharapkan Beradaptasi di Tengah Pandemi COVID-19

Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar, Dr Anak Agung Gede Rai Remawa menjelaskan, Program Pembelajaran MBKM di luar Institut diberikan kepada seluruh mahasiswa Semester VI dan VII dengan bobot masing-masing 20 SKS. “MBKM di luar Institut dilaksanakan paling sedikit 17 minggu dengan penyesuaian SKS secara terstruktur. Pada Semester VII penguatan kompetensi mahasiswa dimatangkan dengan komponen: riset dasar, tata kelola ekosistem, literasi digital, skripsi, dan diseminasi.”

Ia juga mengatakan siap untuk bekerjasama secara total melalui program MBKM ISI Denpasar ini. “Kami memiliki koleksi karya seni, berikut even apresiasi yang berkelanjutan, hendaknya menjadi ruang riset atau penelitian yang mendalam bagi institusi pendidikan tinggi seperti ISI Denpasar,” jelasnya.

Sesungguhnya model kolaborasi ini boleh dikata agak terlambat, karena pihaknya telah bekerja sama justru dengan berbagai perguruan tinggi dan komunitas kreatif di berbagai negara. “Saya mengapresiasi langkah Rektor ISI Denpasar, Prof Kun Adnyana, yang secara konsisten dan menyeluruh dalam menyelenggarakan MBKM ini,” terang Ketua Himusba Bali itu bersemangat. (kmb/balipost)

BAGIKAN