Pengamat Soroti Penurunan Performa Timnas Sepak Bola di SEA Games 2025. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Penampilan tim nasional Indonesia di ajang SEA Games 2025 menuai sorotan tajam dari pengamat sepak bola nasional.

Erwin Fitriansyah menilai performa Garuda justru mengalami penurunan signifikan dibandingkan saat berada di bawah arahan pelatih Gerald Vanenburg, meski komposisi pemain tidak mengalami banyak perubahan.

Menurut Erwin, perbedaan paling mencolok terlihat dari cara bermain tim. Di era Vanenburg, Indonesia dinilai tampil lebih meyakinkan dengan penguasaan permainan yang jelas serta alur serangan yang terorganisasi.

“Cara bermainnya jauh lebih meyakinkan ketika ditangani Gerald Vanenburg. Tim bisa menguasai permainan dan terlihat tahu apa yang harus dilakukan di lapangan,” ujar Erwin dirilis dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Erick Thohir: Pencapaian Emas SEA Games Momentum Bangkitkan Sepak Bola

Ia menegaskan, dengan materi pemain yang relatif sama, penurunan performa tidak bisa dilepaskan dari aspek non-teknis maupun pendekatan taktikal. Kreativitas permainan, semangat juang, serta konsistensi dalam menerapkan skema dinilai mengalami kemunduran selama SEA Games berlangsung.

Sorotan tersebut, menurut Erwin, harus menjadi bahan evaluasi serius bagi PSSI, terutama di tengah proses pemilihan pelatih tim nasional yang saat ini mengerucut pada dua nama kandidat, Giovanni van Bronckhorst dan John Herdman.

Ia menilai, penunjukan pelatih baru seharusnya tidak sekadar mengganti figur di pinggir lapangan, melainkan menjadi momentum untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap struktur kepelatihan nasional.

“Kembali, tugas utama siapa pun pelatih timnas yang akan dipilih PSSI adalah menyiapkan struktur kepelatihan yang terintegrasi, dari U-17, U-20, U-23 hingga timnas senior. Bukan model yang terpisah-pisah per tim,” tegas Erwin.

Baca juga:  Abigail dan Quinn Berjaya di Kejurnas Junior

Pendekatan terintegrasi tersebut dinilai krusial agar proses transisi pemain berjalan selaras dan berkesinambungan. Dengan filosofi permainan yang konsisten di setiap level, kebijakan teknis di satu tim tidak akan berdiri sendiri tanpa keterkaitan dengan level lainnya.

Lebih jauh, Erwin menekankan pentingnya keseragaman filosofi, strategi, dan taktik sebagai fondasi utama agar Indonesia tidak hanya mampu bersaing di Asia Tenggara, tetapi juga meningkatkan daya saing di level Asia hingga dunia.

Di sisi lain, peta persaingan regional kembali menegaskan dominasi Vietnam. Pada final sepak bola SEA Games 2025, Vietnam keluar sebagai peraih medali emas usai menaklukkan tuan rumah Thailand dengan skor 3-2 di Stadion Nasional Rajamangala, Rabu (18/12).

Baca juga:  Kirim Hampir Seribu Atlet ke SEA Games 2025, Ini Target Medali Emas Indonesia

Gelar tersebut memperpanjang tren positif Vietnam setelah sebelumnya juga menjuarai Piala AFF 2025, sekaligus mengukuhkan posisi mereka sebagai kekuatan paling konsisten di kawasan Asia Tenggara.

Capaian Vietnam menjadi catatan penting bagi Indonesia. Pada final Piala AFF 2025, timnas Indonesia yang saat itu ditangani Gerald Vanenburg sejatinya tampil dominan, namun harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor tipis 0-1.

Fakta tersebut mempertegas bahwa persoalan utama Indonesia bukan pada kualitas pemain, melainkan pada kesinambungan arah, filosofi, dan manajemen kepelatihan jangka panjang. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN