
DENPASAR, BALIPOST.com – Pembangunan manusia di Provinsi Bali terus menunjukkan kemajuan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2025 mencapai 79,37, meningkat 0,74 poin atau 0,94 persen dibandingkan tahun 2024. Capaian ini menempatkan Bali di atas rata-rata nasional sebesar 75,90, dengan status “tinggi” mendekati kategori “sangat tinggi” (IPM ≥ 80).
Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar menjelaskan, IPM mencerminkan kemampuan penduduk dalam mengakses hasil pembangunan pada tiga dimensi utama, yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.
“Capaian satu dimensi tidak dapat menutupi yang lain. Ketiganya harus mendapat perhatian yang seimbang,” ujarnya Rabu (5/11).
Selama periode 2020–2025, IPM Bali tumbuh rata-rata 0,57 poin per tahun (0,73 persen). Peningkatan tahun ini ditopang oleh kenaikan umur harapan hidup menjadi 75,46 tahun, rata-rata lama sekolah mencapai 9,75 tahun, serta pengeluaran riil per kapita yang naik menjadi Rp15,38 juta per tahun.
Dijelaskan pada dimensi Umur Panjang dan Sehat, Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir pada tahun 2025 tercatat sebesar 75,46 tahun. Kondisi ini berarti bayi yang lahir pada tahun 2025 diperkirakan akan hidup 0,36 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang lahir pada tahun 2024.
Pada Dimensi Pengetahuan, Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun ke atas tahun 2025 sebesar 13,63 tahun, meningkat 0,01 tahun dibandingkan dengan tahun 2024. Sedangkan, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas sebesar 9,75 tahun, meningkat 0,21 tahun dibandingkan dengan tahun 2024.
“Dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) meningkat 463 ribu rupiah dibandingkan dengan tahun 2024,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan, seluruh kabupaten/kota di Bali kini berstatus pembangunan manusia tinggi atau sangat tinggi. Kota Denpasar mencatat IPM tertinggi 85,63, disusul Badung (84,27) dan Gianyar (80,96). Sementara itu, Tabanan (79,70) menjadi wilayah yang paling berpotensi naik ke kategori “sangat tinggi.”
Lima daerah mencatat pertumbuhan IPM tertinggi yakni Karangasem (1,38%), Tabanan (1,10%), Klungkung (0,98%), Bangli (0,98%), dan Buleleng (0,94%).
BPS juga mencatat ketimpangan capaian pembangunan manusia antarwilayah di Bali terus menurun dalam empat tahun terakhir, menandakan pemerataan hasil pembangunan yang semakin baik di seluruh kabupaten/kota. (Suardika/bisnisbali)









