
BANGLI, BALIPOST.com – Petani sayur di Bangli kembali dihadapkan pada anjloknya harga komoditas. Saat ini, harga jual kol di tingkat petani berkisar antara Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per biji, atau sekitar Rp 1.000 per kilogram. Harga ini jauh di bawah standar ideal yang diharapkan petani, yakni minimal Rp 4.000 ke atas per biji.
Menurut pengakuan seorang petani sayur di Desa Songan, harga kol yang berkisar Rp 1500-2000 per biji telah berlangsung sekitar kurang lebih 10 hari terakhir. Meskipun harga tersebut dinilai masih mampu menutup biaya modal bibit, namun namun jika dihitung secara keseluruhan, terutama biaya tenaga kerja, hasilnya tidak sebanding.
Anjloknya harga kol diduga terjadi karena over produksi. Banyak petani di Songan dan sekitarnya yang menanam komoditas yang sama. “Kalau di Desa Songan tanaman kol dipilih sebagai alternatif karena saat mau masa tanam harga bibit bawang merah mahal,” ujarnya.
Fluktuasi harga kol sering terjadi. Beberapa bulan lalu harga kol sempat mencapai Rp 6.000 per biji.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma membenarkan hrga kol di tingkat petani sedang anjlok. Dari laporan yang diterimanya penurunan harga terjadi sejak semingguan. Diawali harga 2500,turun menjadi 2000,sampai akhirnya 1000-500 rupiah per kg.
“Penyebabnya karena pengiriman ke pulau jawa berkurang dikarenakan di jawa lagi panen raya,” terangnya. (Dayu Swasrina/balipost)
 
 









