Dua Tembok Penyengker di Desa Pelapuan Roboh. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Buleleng pada Minggu sore (26/10), menyebabkan dua tembok penyengker milik warga di Desa Pelapuan, Kecamatan Buleleng, roboh. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian material ditaksir mencapai sekitar Rp15 juta.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 Wita. Saat itu, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Desa Pelapuan selama lebih dari satu jam. Akibat curah hujan lebat disertai kondisi tanah yang labil, dua tembok pembatas rumah milik Kadek Budiarti dan Putu Ariama ambruk.

Baca juga:  Tanah Longsor dan Banjir Akibat Hujan

Kadek Budiarti (45), pedagang asal Banjar Dinas Pelapuan, mengalami kerusakan tembok sepanjang 9 meter dengan tinggi 1,5 meter dan pondasi 1,5 meter. Reruntuhan tembok bahkan menutupi akses menuju Merajan Arya Tegeh Kori. Kerugian diperkirakan mencapai Rp10 juta. Sedangkan Putu Ariama (46), petani dari Banjar Dinas Pelapuan, mengalami kerusakan pada tembok sepanjang 4 meter dengan tinggi 3,5 meter termasuk pondasi. Kerugian ditaksir sekitar Rp5 juta.

Baca juga:  Flash Mob hingga DJ Koplo Ramaikan Denfest di Hari Kedua

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, I Gede Suyasa, saat dikonfirmasi pada Senin (27/10) membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, tim relawan desa bersama BPBD Buleleng telah turun melakukan penanganan awal di lokasi kejadian.

“Kejadian ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang melanda wilayah Buleleng sejak Minggu kemarin. Kami sudah melakukan langkah-langkah edukasi kepada masyarakat, termasuk sosialisasi kesiapsiagaan melalui sekolah, kelompok masyarakat, dan relawan,” ujar Suyasa.

Baca juga:  Puluhan Titik Longsor Landa Desa Sepang dan Sepang Kelod, Mobil dan Motor Hanyut

Lebih lanjut, BPBD juga menyiapkan berbagai langkah mitigasi darurat, seperti pendataan logistik, kesiapan peralatan, serta koordinasi lintas instansi dengan pihak Kecamatan, Dinas PU, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk penebangan pohon yang berpotensi tumbang.

“Kami juga bekerjasama dengan relawan yang tersebar di setiap kecamatan. Laporan-laporan yang cepat dari relawan sangat membantu kami dalam melakukan respons dini, terutama di kawasan Buleleng bagian selatan yang memiliki kemiringan tanah cukup tinggi,” tambahnya. (Yudha/balipost)

 

BAGIKAN