
MANGUPURA, BALIPOST.com – Abrasi yang melanda Pantai Kuta semakin parah. Pantauan di lokasi pada Jumat (10/10), ombak besar menggerus area pasir di depan Pos Satgas Pantai Kuta hingga ke area pemakaman di sisi selatan.
Akibatnya, sebagian lahan yang biasa digunakan pedagang hanyut terbawa air laut. Tak ingin lapak mereka terus hilang, sejumlah pedagang terpaksa menambah pasir secara manual sambil memasang tali pembatas untuk menjaga lokasi agar tidak semakin tergerus.
Badan Pengelola Pantai Kuta, I Nyoman Arya Arimbawa menjelaskan, abrasi kali ini dipicu banjir rob yang terjadi beberapa hari terakhir. “Sebelumnya BMKG sudah memperingatkan potensi gelombang tinggi dan banjir rob sejak 7 hingga 11 Oktober di malam hari. Kondisi ini membuat pasir pantai kembali tergerus oleh gelombang,” terangnya.
Arya menambahkan, saat ini Balai Wilayah Sungai (BWS) bersama Dinas PUPR Badung sedang membangun breakwater serta menyiapkan program pengisian pasir. “Breakwater yang dibangun sudah mencapai unit keempat. Bulan depan dijadwalkan ada pengisian pasir oleh pelaksana proyek,” ujarnya.
Ia berharap semua pihak dapat bersinergi menjaga keberlangsungan Pantai Kuta, mengingat abrasi sudah menggerus kawasan dari Setra Kuta hingga gerbang utama pantai.
Hal senada disampaikan Bendesa Adat Kuta, I Komang Alit Ardana. Ia menilai abrasi kali ini cukup mengkhawatirkan, sehingga perlu ada penanganan lebih serius. “Saya usulkan agar pembangunan breakwater diperpanjang hingga ke depan Kantor Satgas Pantai Kuta. Memang ini fenomena alam, tapi harus diantisipasi,” tegasnya.
Kekhawatiran juga datang dari warga setempat, Nyoman Juliadi. Menurutnya, jika tidak segera ditangani, Pantai Kuta bisa kehilangan ruang untuk pedagang maupun kegiatan keagamaan. “Kalau terus dibiarkan, bisa-bisa tidak ada lagi space untuk aktivitas masyarakat. Pantai ini harus segera diselamatkan sebelum habis tergerus,” ujarnya. (Sugiadnyana/denpost)