
DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap kali umat Hindu Bali merayakan odalan di Pura Ulun Danu Batur, suasana pura langsung berubah jadi sangat sakral dan penuh warna. Salah satu hal paling mencolok yang langsung menarik perhatian adalah kehadiran Penjor Agung.
Penjor ini jauh berbeda dari penjor yang biasa terlihat saat Galungan. Besarnya bisa bikin siapa saja yang lewat berhenti dan menengadah.
Nah, berikut ini beberapa fakta dan makna menarik dari Penjor Agung di Pura Batur, yang mungkin belum banyak diketahui orang:
1. Penjor Agung itu bukan sekadar hiasan
Banyak orang mengira penjor cuma untuk mempercantik suasana pura. Tapi di balik keindahannya, Penjor Agung menyimpan makna yang sangat dalam. Ia adalah lambang Gunung Agung, tempat suci tertinggi dalam kepercayaan Hindu Bali, sekaligus simbol hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.
2. Penjor ini cuma muncul di momen-momen khusus
Penjor Agung biasanya hanya dipasang saat odalan besar, seperti saat Ngusaba Kadasa yang jatuh setiap Purnama Kedasa. Tahun 2025, misalnya, upacara ini berlangsung mulai 12 April hingga 24 April. Jadi jangan heran kalau kamu nggak melihatnya setiap hari.
3. Dibuat bareng-bareng dengan semangat gotong royong
Ini yang bikin tradisi Penjor Agung terasa hangat: proses pembuatannya dilakukan oleh krama adat alias masyarakat desa sekitar pura. Mereka berkumpul, saling bantu, dan merangkai janur, bunga, serta ornamen lainnya dari pagi sampai sore. Ada rasa kebersamaan dan bhakti yang menyatu dalam tiap anyaman. (Sumber: MBC Media Bali)
4. Bahannya alami dan penuh simbol
Penjor Agung terbuat dari bambu tinggi, dihiasi dengan janur kuning, buah-buahan, padi, dan bahkan kain putih-kuning. Semua bahan itu punya makna. Misalnya, padi melambangkan kemakmuran, janur sebagai lambang kesucian, dan kain putih-kuning sebagai simbol keseimbangan.
5. Pemasangannya pun dilakukan dengan upacara
Nggak asal pasang, lho. Pemasangan Penjor Agung biasanya diawali dengan upacara kecil yang diisi doa-doa dan sesajen. Tujuannya supaya penjor tersebut benar-benar menjadi persembahan suci, bukan hanya ornamen biasa.
6. Letaknya nggak sembarangan
Penjor Agung biasanya berdiri kokoh di Jaba Tengah atau halaman utama pura. Penempatannya diatur agar tidak menghalangi jalannya upacara dan tetap memberi ruang bagi pemedek (umat yang datang sembahyang).
7. Penjor Agung juga jadi magnet wisata spiritual
Banyak wisatawan—baik dari dalam maupun luar negeri—datang khusus ke Pura Batur saat odalan untuk melihat Penjor Agung. Selain megah, mereka juga penasaran dengan cerita di baliknya. Ini bukti bahwa tradisi Bali bukan cuma untuk umat Hindu, tapi juga bisa dinikmati secara universal sebagai warisan budaya. (Pande Paron/balipost)