
DENPASAR, BALIPOST.com – Siapa bilang usia belia tak bisa berkarya dan punya mimpi besar. Contohnya adalah Putu Metta Puspita Dewi.
Perempuan yang kini berusia 22 tahun itu mengawali usahanya di bidang kudapan manis (sweet dessert) di usia yang terbilang masih belia di 2018 silam. “Aku tuh mulai Orlenalycious sebenarnya dari tahun 2018, saat aku masih empat belas, lima belas tahun gitu,” katanya mengenang.
Ia pun menuturkan awal ketertarikannya merintis usaha sweet dessert dengan andalan kue brownies yang jadi favorit hampir semua kalangan. Perempuan yang akrab disapa Metta ini mengatakan saat memulai menjual brownies, usahanya sempat tak berkembang.
Metta baru serius untuk berbisnis di 2021, saat pandemi COVID-19 melanda. “Nah itu mulai kayak berkembang, terus profit-nya lumayan oke. Akhirnya bisa buat central kitchen (dapur utama,red), buat cabang satu baru, terus akhirnya dapat offering (tawaran) dari (Mal) Living Word,” ungkapnya saat dihubungi Jumat (25/4).
Di 2025, Orlenalycious sudah memiliki lima cabang di Kota Denpasar. Dua outlet berada di pusat perbelanjaan, Living World dan ICON Bali. Sedangkan 3 toko lainnya ada di Jalan Padangsambian, Sidakarya, dan Akasia. Founder Orlenalycious ini mempekerjakan sekitar 32 karyawan.

Sejak merintis usahanya, Metta mengaku tidak memakai pinjaman bank. Sampai saat ini pun, ia menyebut bisnisnya masih menggunakan cash flow dari penjualan sweet dessert yang makin berkembang itu.
Perkenalan dengan BRI
Perkenalannya dengan BRI memang tidak dimulai dari pinjaman. Ia di 2023 memperoleh broadcast WhatsApp dan SMS tentang kegiatan Pengusaha Muda BRILiaN (PMB) 2023. Ia pun menjadi tertarik dan mencari tahu dengan mengunjungi website PMB. “Aku ngerasa tertarik buat ikut dan juga requirements-nya tuh aku ada semua,” kenangnya.
Ia pun dengan serius mengikuti berbagai tahapan dari PMB, termasuk mengerjakan beragam tugas yang diberikan saat berlangsungnya PMB. Jerih payahnya selalu mengerjakan tugas saat PMB berbuah manis, ia berhasil meraih juara pertama PMB 2023 dan memperoleh hadiah sebesar Rp100 juta. Hadiah itu dia gunakan sebagai modal tambahan sehingga usahanya makin moncer seperti sekarang ini.
Metta mengutarakan dampak PMB untuk perkembangan usahanya sangat besar. Banyak pengetahuan tentang bisnis yang diperolehnya dari PMB. “Misalnya kayak gimana mindset bisnis yang bener. Terus kalau misalnya product innovation itu gimana,” cetus perempuan ramah ini.
Dari PMB, ia juga belajar menentukan langkah ke depan untuk bisnisnya. Kenaikan omzet 20-30 persen didapatkan setelah mengikuti PMB.

Metta mendapatkan dampak positif terutama dari sisi kesadaran hingga kesempatan berkolaborasi dengan pengusaha atau merek besar. Ia pun mengaku mendapatkan ilmu tentang bisnis mendalam. Beberapa di antara target pasar Orlenalycious menjadi lebih spesifik.
Metta juga belajar untuk tak berhenti berinovasi. Saat ini ia menyediakan 50 lebih menu di tokonya, yang terdiri dari brownies, pastry, dan minuman. Brownies yang menjadi ikon dari Orlenalycious adalah Triple Chocolate Delight, Nutella Ovomaltine, dan Salted Caramel Dream.
Usaha kuenya juga makin berkembang dengan dilengkapi website yang menampilkan segala hal tentang bisnisnya, punya lapak di beragam platform e-commerce, akun medsos untuk berinteraksi dan promosi, hingga sertifikat HAKi dan halal.
“Pendampingan dari BRI itu tentu aja ada, jadi sebenarnya udah ditawarin juga buat KUR (Kredit Usaha Rakyat) tapi saat ini aku belum ambil. Aku dibantu juga buat sertifikat halal. Jadi sertifikat halalnya gratis walau pun emang tetap harus mengikuti standar aturan halal tapi bener-bener dibantu banget sama BRI. Jadi, kita tuh nggak ada bayar sepeser pun,” paparnya.
Ke depannya, Metta punya mimpi besar tak cuma ada di Bali. Ia berharap Orlenalycious bisa ekspansi ke luar Bali dan menjadi salah satu produk asal Bali yang juga dicintai masyarakat Indonesia.

Keinginan ini muncul karena cukup banyak brand dari luar Bali yang bisa dikenal dan dicintai masyarakat Bali tapi produk Bali sendiri agak sulit untu dikenal juga secara nasional. “Aku pengen Orlenalycious bisa jadi salah satu dari brand yang bisa expand (ekspansi) ke luar Bali, dikenal di satu Indonesia dan juga dicintai produknya,” harapnya.
Salah satu pelanggan Orlenalycious, Ngurah Pratama, mengakui kue-kue yang dijual memang sesuai selera kalangan pelajar. Remaja yang baru lulus SMA ini mengaku sangat menyukai brownies Orlenalycious, terutama varian Kitkat Almond Chocochips.
“Awalnya mama saya yang dapat kiriman brownies Orlenalycious ini dari relasinya. Saat saya makan, ternyata enak. Gak sama dengan brownies-brownies lainnya. Pas tau ada outletnya di Living World, saya jadi sering beli di sini,” katanya saat ditemui sedang membeli kudapan manis itu.
Terpisah, Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya mengatakan pihaknya berupaya mendukung program pemberdayaan perempuan dan UMKM.
“Diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan memunculkan embrio-embrio UMKM baru,” ujarnya.
Ia juga berharap muncul lebih banyak lagi kelompok-kelompok pemberdayaan perempuan yang menjadi wadah dan memberikan dampak ekonomi positif bagi kaum perempuan dan keluarganya.
Sementara itu,Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menyebut 2025 akan menjadi tahun kebangkitan UMKM karena dari histori data di 2024 penyaluran kredit ke UMKM di Bali Nusra tumbuh 7 persen yoy.
Kristrianti mengatakan dari portofolio penyaluran kredit sebesar 44,47 persen kredit di Balinus disalurkan ke UMKM. “Tingginya penyaluran kredit perbankan kepada UMKM menunjukkan bahwa perbakan terus mendukung UMKM menjalankan peran vitalnya dalam menciptakan lapangan kerja dan menjaga daya beli masyarakat,” ujarnya. (Diah Dewi)/balipost)