
DENPASAR, BALIPOST.com – SMA Dwijendra Denpasar terus memperkuat mutu lulusan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Cipta Karya Sampah Kita dan Stop Bullying”. Sebelumnya diadakan pameran membuat banten.
Program P5 diisi dengan pameran kuliner berbahan nabati dan hewani bagi kelas XI. Bagi sembilan kelas X diisi pameran kreativitas bahan bekas menjadi barang ekonomis dan pageleran seni musikalisasi puisi dan teater serta lomba banner untuk mensosialisaikan stop bullying.
Program P5 SMA Dwijendra Denpasar dibuka Kadisdikpora Bali diwakili Kabid Pembina SMA, Ngurah Pasek Wirakusuma, S.T.,M. M., Selasa (6/6).
Pemerintah melalui Disdikpora Bali mengakui SMA Dwijendra Denpasar termasuk sekolah bermutu.

Selain itu, menurut Ngurah Pasek Wirakusuma, sekolah ini mendukung visi Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan peradaban membentuk SDM Bali yang unggul atau Jana Kerthi. Dia setuju unggulan SMA Dwijendra Denpasar berbasiskan budaya dan agama Hindu terus dipertahankan ditambah kini berbasiskan digitalisasi.
Kepala SMA Dwijendra Denpasar, I Made Oka Antara, S. Pd., M. Hum., Waka Kurikulum Ni Made Sariani S.Pd., Wakasek Kesiswaan, Nik Suardi Saputra, S. Or., Gr. Waka Humas Ni Nyoman Saraswati, S. Pd., dan Waka Sarana I Putu Sumadi S. Sn. mengungkapkan program Kurikulum Merdeka ini disebut Pameran Gaya Hidup Berkelanjutan dan Pengolahan Sampah. Tujuannya, mendidik jiwa kewirausahaan dan menjaga solidaritas tanpa bullying.

Model pendidikan karakter ini sesuai dengan visi Dwijendra sebagai pusat pengembangan seni budaya Bali dan agama Hindu. Untuk itu Oka Antara mengajak lulusan SMP di Denpasar menentukan pilihan di SMA Dwijendra Denpasar pada PPDB tahun ini dengan biaya terjangkau dan pendidikan bermutu.
Bahkan bagi lulusan SMP Dwijendra Denpasar bebas uang fasilitas. Selain itu banyak alumni SMA Dwijendta jadi polisi dan melukis di media digital.

Program ini diapresiasi oleh Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar, Dr. I Ketut Wirawan, S. H., M. H. bahwa P5 ini memperkuat lulusan Dwijendra Denpasar yang cerdas dalam intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Menjadi SDM Bali yang pintar, bukan minder dan sombong.
Yayasan, kata dia, siap mendukung fasilitas sarpras di SMA Dwijendra Denpasar untuk mencerdaskan anak bangsa. Termasuk membeli produk kuliner olahan anak anak.
Hal itu juga diungkapkan Pembina Yayasan Dr. Nyoman Satria negara, S. H. M. H., bahwa siswa Dwijendra Denpasar perlu dilatih dalam kewirausahaan agar menjadi SDM mandiri dan pengusaha muda. Termasuk cara terbaik menyampaikan pesan edukasi soal bahaya bulying lewat pagelaran seni. (Adv/balipost)