Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan saat ini tengah merancang skema kegiatan belajar mengajar di tingkat satuan pendidikan yang nantinya akan diberlakukan jika new normal bergulir. Skema atau konsep yang dirancang yakni kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan secara bergiliran (double shift) atau separuh dari jumlah rombongan belajar. Rancangan ini juga menitikberatkan pada protokol kesehatan yang ada dalam percepatan penanggulangan Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra saat dikonfirmasi Rabu (3/6) menjelaskan, rancangan skema kegiatan belajar mengajar ini masih terus dimatangkan. Dimana penerapan social distancing dan physical distancing yang dilakukan di sekolah untuk menghindari kerumunan. Nantinya siswa masuk sekolah dengan diberlakukan secara bergantian atau shift.

Baca juga:  Fluktuatif, Angka Kesembuhan dan Penambahan Kasus Covid-19

Misalnya dalam satu rombel terdapat 32 anak maka dibagi setengahnya. Namun bagi sekolah atau satuan pendidikan yang memiliki jumlah siswa minimal dan masih bisa melaksanakan kegiatan tanpa double shift, masih bisa belajar mengajar seperti biasa, namun tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.

“Ini baru rancangan untuk kesiapan jika new normal diterapkan, dimana pelaksanaan double shift diarahkan untuk satuan pendidikan tertentu, yakni sekolah dengan jumlah siswanya maksimal sesuai dengan SPM yang berlaku, misal satu kelas untuk jenjang SMP sebanyak 32 siswa, SD sebanyak 28 siswa. Contohnya saja di SMP 1 di tiap-tiap kecamatan yang jumlah siswanya maksimal, ”terangnya, Rabu (3/6).

Baca juga:  Sidak Berulang-ulang, Satpol PP Karangasem Tak Temukan Penambang

Ditambahkannya dalam rancangan tersebut nantinya di setiap tingkat satuan pendidikan harus menerapkan wajib memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. “Jika perlu siswa masuk di depan sekolah ada Satgas Covid-19 khusus dari perwakilan sekolah setempat. Sehingga ketika ada anak yang tidak pakai masker diberi masker, harus cuci tangan dengan air dan sabun serta jaga jarak,” terangnya.

Selain merancang skema pembelajaran double shift, untuk jam pembelajaran juga menjadi perhatian agar bisa tetap memperhatikan protokol kesehatan, dengan kemungkinan jam istirahat sekolah akan ditiadakan. “Jam pembelajaran bisa lebih padat, selain juga kami masih memikirkan kemungkinan kantin sekolah untuk sementara ditiadakan karena berpotensi membuat kerumunan, dan siswa bisa membawa bekal sendiri dari rumah,”jelasnya.

Baca juga:  Jembrana Ada 4 Pasien Positif COVID-19, Ini Desa yang Terpapar

Meski demikian Nyoman Putra kembali menegaskan hal ini baru sebatas rancangan karena pihaknya juga masih menunggu petunjuk teknis tentang new normal dari pemerintah pusat yang tentunya akan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Propinsi dan Kabupaten. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *