Ilustrasi rapid test. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Terkait adanya rencana Era Baru, saat ini warga dari luar Bali banyak yang lolos masuk ke Bali. Padahal, kalau dilihat, di Bali pun saat ini masih banyak kasus COVID-19 yang tidak terdeteksi. Meskipun angka riil saat ini sebanyak 482 orang

“Artinya masih ada yang belum terdeteksi. Memang sangat berisiko kalau memang benar-benar di dalam sudah bersih, namun dari luar ada yang membawa virus ke Bali, tentu sangat berisiko,” kata ahli Virologi FKH Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Selasa (2/6).

Baca juga:  Satgas Minta Daerah Perketat Pengawasan Prokes, Aturan Baru PPDN Diberlakukan

Untuk pendatang yang melalui pelabuhan Gilimanuk, untuk ijin masuk, apabila hanya dengan hasil rapid test, tentu masih lemah sekali. Karena menurutnya, yang bersangkutan mungkin rapid test nya non reaktif, belum tentu bebas dari COVID-19.

“Secara virologi, menahan yang di Gilimanuk apalagi hanya dengan hanya rapid test, tidak ada gunanya. Kalau mau ketat, masuk melalui Gilimanuk harus Swab negatif virus. kalau itu dipakai, baru benar benar aman. kalau diumpamakan, kita di Bali sudah lelah menyapu halamam rumah, namun masih ada sampah datang dari luar,” ujarnya.

Baca juga:  Hari Kedua, Prancis Laporkan Kasus COVID-19 Harian di Atas 3.000

Pihaknya menyampaikan, sebelum nanti pelonggaran, atau new normal, sistem kerumahsakitan di Bali itu harus dibangun dengan baik. Setiap daerah di Bali harus memiliki RS Khusus.

Tidak boleh RS umum juga merawat pasien COVID-19 karena sangat beresiko terhadap pasien lain. Untuk mengefektifkan penanggulangan COVID-19, di Bali perlu memiliki RS dengan ventilator atau RS yang khusus menangani COVID-19.

Untuk di Bali kata dia, baru memiliki 10 ruangan dengan ventilator. “Kalau itu masih amburadul, kami juga tidak yakin bisa menuju new normal,” ucapnya.

Baca juga:  Air Mulai Surut, Warga Kembali Bercocok Tanam di Pinggir Danau Batur

Dari segi Virologi, kata dia, yang paling penting saat ini dilakukan adalah, bagaimana menyembuhkan mereka yang sudah positif dan menekan jumlah orang yang meninggal. Karena, Saat ini, kata dia, untuk jumlah yang meninggal trennya masih naik. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *