Sebanyak 18 KK Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, mengungsi karena tidak tahan dengan bau tidak sedap yang diduga berasal dari bangkai babi dari peternakan PT ABS. (BP/ist)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kematian seratusan ekor babi milik peternakan PT Anugrah Bersama Sukses (ABS) di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, berbuntut panjang. Sebanyak 18 kepala keluarga (KK) di sekitar peternakan itu terpaksa mengungsi.

Informasi yang dikumpulkan di lapangan, Jumat (28/2), belasan KK itu mengungsi sejak Kamis (27/2) malam. Lokasi pengungsian berada di pusat dusun, tepatnya di sebelah selatan lokasi peternakan di Dusun Kawananan.

Baca juga:  Mau Tahu Jejak Manusia Purbakala? Yuk, Ikut Festival Petualang Nusantara Sangiran

Warga yang mengungsi kebanyakan laki-laki dewasa. Sementara anak-anak, ibu-ibu dan para lanjut usia (lansia) tetap bertahan di rumahnya masing-masing. Kaum ibu tidak ikut mengungsi karena harus mempersiapkan perlengkapan hari raya Kuningan. Sementara anak-anak dan lansia berlindung di dalam kamar.

Salah seorang warga, Jro Putu Padma, mengaku mendapat informasi bahwa perusahaan telah mengubur bangkai babi tersebut. Namun, bau tidak sedap tetap saja menyebar hingga menganggu kenyamanan warga. Informasi lainnya, beberapa ekor bangkai babi dibakar di dalam kandang, tetapi hanya bulu dan kulitnya yang terbakar. Pembusukan bangkai yang tidak terbakar utuh itu diduga menimbulkan bau tidak sedap.

Baca juga:  Tanggap Darurat Gempa, TNI Kerahkan Alat Berat

Warga lainnya, Wayan Marsa, menyatakan aroma tidak sedap mulai menyebar sekitar enam hari hari lalu. Bau itu sangat menganggu terutama pernapasan. Khawatir bakal mengganggu kesehatan, Marsa dan warga lain yang tinggal di dekat peternakan itu minta izin kepada aparat dusun untuk mengungsi di balai banjar setempat. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN