Musim bertelur Penyu Lekang tahun ini maju dari tahun sebelumnya. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Musim bertelur Penyu Lekang di pesisir Jembrana tahun ini lebih cepat. Sejak Januari hingga Februari ini, Kelompok Konservasi Penyu Kurma Asih di Desa Perancak menerima sedikitnya lima sarang Penyu Lekang.

Padahal biasanya musim bertelur penyu jenis ini antara April hingga akhir tahun. “Tahun ini musim bertelurnya lebih cepat, biasanya di bulan-bulan akhir dan awal tahun merupakan waktu bertelur penyu sisik, baru disusul penyu lekang,” ujar Koordinator Kelompok Penyu Kurma Asih, I Wayan Anom Astika Jaya, Senin (24/2).

Baca juga:  Bupati Artha Ngaturang Bhakti pada Puncak Piodalan Pura Manik Mas Besakih

Menurutnya, perubahan pola waktu ini dikarenakan banyak faktor. Diantaranya kondisi alam dan habitat penyu itu.

Desa Perancak merupakan salah satu desa pesisir di Jembrana yang menjadi sarang penyu-penyu untuk bertelur. Terutama penyu lekang.

Sejumlah kelompok konsevasi penyu di Jembrana berupaya menjaga kelestarian penyu ini. Salah satunya Kurma Asih di Perancak. Mereka mengumpulkan telur-telur penyu yang tersebar di pesisir pantai Jembrana.

Baca juga:  Warga Temukan Penyu Lekang Mati di Pantai Yeh Kuning

Telur ditunggu hingga menetas menjadi anak penyu (tukik).
Setelah beberapa minggu, tukik-tukik itu baru kemudian dilepasliarkan di Pantai Perancak.

Menurut Anom, cara ini lebih efektif agar penyu bisa beradaptasi langsung dengan alam liar. Namun dari 1.000 tukik yang dilepasliarkan mungkin hanya satu atau dua yang berhasil hidup hingga usia dewasa dan siap bertelur.

Tukik-tukik yang tidak siap bertahan hidup akan dimangsa predator yang lebih besar di laut. “Butuh waktu hingga 20
sampai 30 tahun sampai penyu-penyu itu siap bertelur, tidak semua tukik yang disebar bisa hidup,” tandas Anom. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Jembrana Alami Penambahan Kasus COVID-19 Tertinggi Sejak Wabah Melanda, Ternyata Ini Klasternya
BAGIKAN