Ilustrasi. (BP/Tomik)

Pengembangan Pelabuhan Benoa tengah menjadi perhatian pemerintah pusat. Wajar, karena Bali dirancang sebagai gerbang wisata maritim Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut nilai pembangunan kawasan Benoa dirancang mencapai Rp 5 triliun.

Netizen di akun Facebook @balipost menyampaikan komentarnya terkait hal ini. Pengembangan Pelabuhan Benoa diharapkan selaras dengan kearifan lokal Bali. Sebagai gerbang wisata maritim Indonesia, wajah Bali harus ditampilkan. Misalnya dengan penerapan arsitektur Bali pada bangunan dan fasilitas di dalamnya.

Tak kalah penting, memberikan ruang strategis bagi produk lokal Bali. Keberpihakan pembangunan menjadi isu paling seksi. Krama Bali tentu tidak rela sebuah megaproyek di tanah kelahirannya hanya kembali membuat mereka sekadar menjadi penonton. Terlebih, Pulau Dewata masuk enam besar tujuan kapal pesiar di Asia.

Baca juga:  Sanksi Tegas untuk Guru Cabul

Semoga ujung-ujungnya tidak ada kesan eksklusif. Kesan eksklusiflah yang akan membuat masyarakat apatis terhadap pembangunan. Netizen juga berharap apabila pembangunan terealisasi, faktor penunjang dan kawasan penyangga tidak luput dari perhatian.

Bali pulau kecil, namun di dalamnya banyak kepentingan besar bermain. Sungguh mengerikan jika sebuah pembangunan hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi tanpa memikirkan keberlanjutan alam, budaya dan krama Bali itu sendiri.

Putu Muliawan

Banyak yang perlu dipikirkan juga. Saat kapal-kapal besar dengan penumpang 6 ribuan berlabuh dan ketika mereka keluar bersamaan untuk tur, kemacetan pasti tidak akan terelakkan. Semoga penataan kembali daerah Benoa dan sekitarnya kelak tidak mengabaikan keseimbangan alam dan lingkungan mangrove. Kearifan lokal perlu dipertahankan. Setiap objek wisata harus siap. Terutama toilet-toilet di beberapa objek wisata masih dalam keadaan super jorok. Setidaknya mesti standarnya seperti Monkey Forest, Ubud. Tata kelola sampah perlu diperbaiki.

Baca juga:  Ayo Bangkit Baliku!

Smara Jaya

Pengembangan Pelabuhan Benoa harus selaras dengan kearifan lokal. Tujuannya adalah agar semua itu memiliki taksu atau kekuatan daya tarik.

Anom Sattwika Ida Bagus

Atasi kemacetan dan tangani pembangunan yang semrawut saja dan jaga budaya Bali, pasti wisatawan akan ramai. Tidak usah terlalu banyak hal dibuat.

Mastika Ketut

Bersyukur saja, apa pun itu. Kalau itu yang terbaik, akan baik-baik saja.

Anom Widya

Kapal pesiar datang dengan kemewahan. Tapi sayangnya berbanding terbalik dengan TPA Suwung yang tidak jauh letaknya dari Pelabuhan Benoa dengan bau busuknya yang luar biasa. Apa yakin baunya tidak mengganggu tamu?

Baca juga:  Diputus Kontrak, Pekerja Kapal Pesiar Geluti Bisnis Pupuk Organik

Sudendi Bhineka

Jangan dijadikan isu saja, ujung-ujungnya reklamasi pelabuhannya biar lancar.

Muhammad Idwan Sodrie

Jangan mikirin duit saja. Hati-hati juga dengan virus Coronanya.

Dudik Mahendra

Catat. TPA ditutup. Kita akan melihat itu jadi akomodasi wisata premium.

Dek Junn Junn

Pengembangan apa reklamasi? Tidak jelas ini.

Pedhandhe Bakhe

Hati-hati lebih berat ke selatan Bali ini. Bisa terperosok nanti.

Surya Prandinata

Kapan uang pariwisata akan dipakai buat stadion? Apa cuma jadi laporan untung ke pusat saja?

Donny Kusuma

Pengembangan boleh. Tapi jangan membunuh hutan bakau.

BAGIKAN