Mobil tangki air BPBD Provinsi membantu pasokan air ke salah satu wilayah yang kekurangan. Air disuplai ke bak sementara dari terpal. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Kekeringan yang berdampak pada krisis air di Jembrana saat ini terjadi di belasan permukiman di 12 desa/kelurahan. Dari data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, 12 wilayah dipasok air bersih tersebut di antaranya Desa Penyaringan, Desa Yehembang, Desa Batuagung, Kelurahan Pendem, Kelurahan Lelateng, Desa Pengambengan, Desa Kaliakah, Desa Berangbang, Desa Tegalbadeng Timur, Desa Manistutu, Desa Tukadaya dan Desa Warnasari.

Penyediaan air bersih selama ini dilakukan BPBD secara bergilir berdasarkan permintaan menggunakan satu unit tangki. Namun dengan luasnya wilayah yang terdampak kekeringan itu (empat Kecamatan), mobil pasokan air ini masih kurang. “Kami mendapat masukan warga terdampak kekeringan, agar lebih cepat memasok air dengan luasnya wilayah, kami koordinasikan ada bantuan mobil tangki dari BPBD Provinsi,” ujar Anggota DPRD Bali, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandhi WS, Rabu (23/10).

Baca juga:  Saat Mudik, Volume Sampah di Gilimanuk Mencapai 30 Kubik

Diah Srikandhi turun mengecek pendistribusian di Sarikuning Tulungagung, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya mengatakan bantuan pasokan air ini menurutnya upaya jangka pendek.  Diharapkan dengan adanya tambahan truk tangki air ini, penyaluran air bisa lebih merata dan cepat.

Di awal pelayanan, mobil tangki BPBD Provinsi itu melakukan penyaluran air ke tiga titik di Desa Penyaringan, di antaranya di Banjar Pangkung Kwa dan Banjar Yeh Buah. Selain menyalurkan air, petugas juga membuat bak tampung sementara menggunakan terpal. Sehingga warga bisa mengambil sewaktu-waktu ketika air dipasok di bak sementara itu.

Baca juga:  Bayi Istimewa Kembar Tiga dari Baluk

“Kita harapkan ini bisa menjadi solusi pendek, setidaknya bantuan mobil tangki dari BPBD Provinsi ini bisa mengalokasikan air secara merata,” tandas Diah Srikandhi.

Hingga saat ini beberapa wilayah di Jembrana mengalami krisis air diakibatkan kemarau. Sumber-sumber air dari sungai atau gunung menyusut akibat musim kering. Sehingga berdampak pada pasokan air ke permukiman warga. Sedikitnya ada 10 desa dan 2 kelurahan yang terdampak musim kering ini. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Pekerja Bangunan Meninggal Tertimpa Beton
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *