Tim karate Kota Denpasar yang berlaga pada Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pengkot FORKI Kota Denpasar merasa kecewa terhadap prestasi karatekanya pada Porprov Bali XIV/2019 di Tabanan, September lalu. Tim karate Denpasar hanya kebagian 2 medali emas, 5 perak dan 6 perunggu. Padahal, pada Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar, karateka Denpasar menduduki juara umum II dengan meraup 4 emas, 5 perak dan 5 perunggu.

Sekum Pengurus Kota (Pengkot) Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Denpasar I Gede Putu Krisna Karang menyebut merosotnya prestasi karateka Denpasar di Porprov Tabanan karena beberapa atlet andalannya tidak bisa tampil akibat kelebihan usia. ”Atlet nomor kumite maksimal 25 tahun dan kata 27 tahun. Padahal, pada usia itu karateka berada pada puncak prestasi,” katanya di Denpasar, Jumat (18/10).

Baca juga:  Pihak Keluarga Pertanyakan Penyebab Kematian Pande Mahayasa

Ia juga menilai ada faktor nonteknis terkait kinerja tim juri yang diduganya membawa kepentingan pihak tertentu. Di sisi lain, sederet karateka yang melebihi batas usia bisa turun. Pencurian umur ini tercium dan atlet bersangkutan dicoret, namun tidak diberi sanksi oleh Pengprov FORKI Bali.

Krisna Karang pun melihat kejanggalan, sebab karateka yang tidak berlaga di Porprov, bahkan tidak juara, justru dipanggil masuk tim Pra-PON Bali. Selain itu muncul wacana atlet yang mundur yakni Kadek Sari (kumite -61 kg) diganti oleh atlet lain yang bukan dari kelas tersebut. Ofisial kotingen Buleleng yang keluar sebagai juara umum Porprov 2019 sampai mengajukan keberatan ke FORKI Bali.

Baca juga:  Jembrana Launching JES, Aplikasi Tanggap Darurat Jembrana

Sementara itu, tiga karateka Denpasar dipanggil masuk skuad Pra-PON Bali yaitu Yoginata (kata), Putri Eka Purnama (kumite -55 kg) dan Yuli (kumite -61 kg). (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *