Rapat di Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding, Kintamani, awal September lalu. Dalam rapat itu, warga menolak rencana pembangunan kereta gantung. (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Masyarakat Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding, Kintamani, menolak rencana pembangunan kereta gantung yang akan dilakukan investor di wilayah Bukit Abang, Kintamani. Terkait hal itu, perbekel desa setempat bersama sejumlah tokoh dari Banjar Dukuh,  beberapa tokoh dari Desa Abang Songan, dan Suter berencana menemui Bupati Bangli untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

Perbekel Desa Abang Batudinding, I Made Diksa, Jumat (11/10), mengatakan, penolakan atas rencana pembangunan kereta gantung itu disampaikan masyarakat saat rapat di Banjar Dukuh awal September lalu. Dalam rapat yang juga dihadiri sejumlah warga dari Desa Abang Songan dan Suter di wilayah bawah (dekat Danau Batur), masyarakat pada intinya menyatakan tidak setuju dengan rencana pembangunan kereta gantung karena beberapa alasan.

Pertama, di wilayah Banjar Dukuh dan Desa Abang Songan serta Suter yang ada di bawah, terdapat banyak tempat suci yang dikeramatkan masyarakat. Masyarakat khawatir keberadaan kereta gantung nantinya akan mengganggu kesucian pura. Beberapa pura yang dimaksud yakni Pura Tegeh Erawang, Pura Kawitan Tuluk Biyu, Pura Tirta Paceburan, dan Pura Dukuh Sakti.

Baca juga:  Ratusan Naker Migran dari Yunani Tiba

“Kalau dilihat gambarnya, kereta gantungnya ada di atas pura. Jadi, pura yang saya sebutkan tadi itu tepat berada di kaki bukit, tepat di bawah kereta gantung yang direncanakan,” terangnya. Alasan kedua, masyarakat menolak kehadiran kereta gantung karena Bukit Abang sangat rawan bencana longsor.

Selaku perbekel dan pribadi, Diksa mengaku sependapat dengan penolakan masyarakat. Rencananya, ia bersama tokoh-tokoh di Banjar Dukuh, Desa Abang Songan, dan Suter akan menemui Bupati untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. “Kami tahu Bapak Bupati orangnya baik, bijak. Ketika ada keluhan di masyarakat, pasti beliau merespons. Kami akan melakukan pendekatan ke bupati,” jelasnya.

Baca juga:  Pantai Lovina Ditutup untuk Wisatawan

Penolakan atas kehadiran kereta gantung, menurut Diksa, juga merupakan bentuk komitmen masyarakat menegakkan visi misi Gubernur Bali, Sat Kerthi Loka Bali. Dia berharap rencana pembangunan kereta gantung di Bukit Abang dibatalkan, meski dapat menyerap ribuan tenaga kerja lokal. “Secara pribadi kami berterima kasih dengan wacana investor dan pemerintah itu. Untuk sementara ini kami di Banjar Dukuh, perekonomian masyarakat dengan mengembangan pertanian, peternakan, budidaya ikan, dan lain sebagainya, sudah cukup stabil,” katanya.

Sebagaimana diketahui, investor asing asal Rusia berencana membangun kereta gantung di wilayah Kintamani. Rencana itu mendapat sambutan hangat dari Pemkab Bangli. Bahkan, Bupati Bangli I Made Gianyar telah mengeluarkan rekomendasi terkait rencana pembangunan kereta gantung tersebut.

Baca juga:  Pemkab Badung Janjikan Rumah Sehat untuk Jro Made Taman

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Made Alit Parwata ditemui belum lama ini mengatakan, dalam surat rekomendasi yang dikeluarkan November 2018 lalu, Bupati Made Gianyar merekomendasikan investor, Visnu Investment Grup, bekerja sama dengan Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark melakukan kegiatan berusaha. Sesuai surat permohonan dari Visnu Investmen Grup perihal persetujuan proyek Abang Teras yang berlokasi di daerah pegunungan Abang Kintamani, dalam rekomendasi itu perusahaan diwajibkan menjalankan usahanya tidak bertentangan dengan perundang-undangan, norma agama, adat-istiadat setempat, tidak menimbulkan keresahan, dan wajib melengkapi perizinan. (Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *