TABANAN, BALIPOST.com – Hampir satu bulan pasca kebakaran TPA Mandung, Desa Sembung Gede, kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang terjadi untuk kedua kalinya tepatnya pada 4 September 2019, kepulan asap masih muncul hingga Kamis (3/10). Petugas baik dari TPA setempat maupun dari pemadam kebakaran Kabupaten Tabanan juga tiap harinya berkutat dalam penanganan asap maupun titik api baru.

Untuk melihat lebih dekat persoalan yang dihadapi dalam penanganan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan tersebut, jajaran Komisi II DPRD Tabanan turun langsung ke TPA Mandung. Dipimpin langsung Ketuanya I Wayan Lara, jajaran komisi II meminta dinas terkait segera mencari solusi jangka pendek penanganan kebakaran di TPA Mandung.

Baca juga:  Bantuan Sembako dari Relawan Terus Bergulir

Dari masukan petugas yang disampaikan pada Komisi II, untuk bisa mengcover areal lebih banyak, masih diperlukan tambahan selang nozzel. Saat ini selang sepanjang 200 meter yang dimiliki oleh petugas belum mampu mengcover upaya penanganan. “Kalau itu solusi jangka pendeknya, tentu kami akan komunikasikan dengan eksekutif untuk penyiapan penganggaran penambahan selang nozzel,” terangnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi II DPRD Tabanan, I Made Edi Wirawan juga menyoroti kondisi TPA yang overload. Ia pun menyarankan jika memungkinkan ada ketegasan dari TPA, untuk sampah yang masuk dari pihak ketiga harus sudah terpilah terlebih dahulu, jika belum ditolak saja. “Bagaimana sampah bisa menjadi sumber pendapatan daerah, jika perlu Perbup kita buatkan, sekarang cukup sosialisasi dulu agar pihak ketiga mengambil sampah ke rumah tangga harus sudah terpilah baru dibawa ke TPA, dan ini harus terus berproses bertahap,” ucapnya.

Baca juga:  Vaksinasi Booster di Tabanan Capai 5.362 Orang

Terkait masukan dari kalangan dewan, Plt Kepala UPTD pengolahan sampah dan lumpur tinja, I Putu Agus Sumartananda mengatakan penambahan selang nozzel diharapkan bisa menjadikan lebih banyak titik bisa tertangani. “Harapan kami bisa secepatnya ditangani terutama asap, kasihan masyarakat terpapar selama ini, meski petugas bekerja maksimal siang malam. Namun hampir tiap hari titik api muncul dan berpindah-pindah,” terangnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *