Perwakilan dari Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia melihat kesiapan BPBD Bali menanggulangi bencana. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kenyamanan wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Bali tidak saja dalam aspek kriminalitas. Namun, kesiapan Bali dalam mengantisipasi dan penanggulangan bancana alam juga tak luput dari perhatian wisman yang datang berkunjung ke Bali.

Seperti halnya, Selasa (2/10), pihak kedutaaan Kanada, Anna Maria Scottis mendatangi BPBD Bali guna melihat kesiapan BPBD Bali bersama semua stakeholders dalam menghadapi bencana. Menurutnya, ada sekitar 50 ribu warga Kanada yang setiap tahunnya datang ke Bali.

Informasi terhadap kesiapan dalam menangani bencana alam ini akan diteruskan ke warga negaranya sehingga tidak ragu lagi untuk datang ke Bali. “Di samping itu, Kanada juga ingin berperan dalam upaya pembangunan beberapa kebutuhan logistik dan peralatan. Jika ada kesempatan pelatihan bagi tenaga (SDM) BPBD, akan diprioritaskan untuk Bali,” katanya didampingi Mark-Andrew de Sanchs sebagai Counsellor – Manager Program Cepat Tanggap.

Baca juga:  Mudah Masuk Bali, Kualitas Wisman Alami Penurunan dan Kerap Berulah

Sementara Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, secara umum menjelaskan fungsi dari BPBD serta UPTD PBD. Ia juga menjelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada saat terjadi suatu bencana. “BPBD selalu berkordinasi dengan Instansi/Stakeholder yang merupakan salah satu fungsi kami sebagai Fungsi Komando. Sebagai contoh pada saat terjadi gempabumi di Nusa Tenggara Barat (Lombok), banyak pihak (salah satunya pihak Konsulat) menghubungi BPBD Provinsi Bali untuk mengetahui perkembangan situasi gempabumi serta kondisi warga negara mereka yang berada di lokasi tersebut,” katanya.

Baca juga:  Atasi Persoalan Sampah di Denpasar, Diusulkan Tambah TPS dan Tenaga Kebersihan

BPBD Bali telah bekerja sama dengan dunia usaha khususnya Perhotelan, untuk melakukan Sertifikasi Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat kesiapsiagaan pihak hotel dalam hal evakuasi dan menanggulangi suatu bencana. “Sertifikasi diberikan kepada pihak hotel dan akan dilakukan evaluasi tiap 3 (tiga) Tahun,” jelasnya.

BPBD Provinsi Bali juga telah melaksanakan beberapa inovasi pencegahan sebagai contoh dengan menetapkan tanggal 26 tiap bulannya untuk melaksanakan Simulasi Bencana di masing-masing Instansi dan Hotel sesuai arahan Gubernur Bali. Rentin juga menjelaskan tantangan kesiapan BPBD Bali di tengah kurangnya jumlah peralatan serta jumlah personil. (Agung Dharmada/balipost)

Baca juga:  Selama 2022, Target Wisatawan Berlibur ke Buleleng Terlampaui
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *