Peresmian Prasasti Pura Suci Wanagiri Dalem Tarukan oleh Gubernur Bali yang diwakili Kepala Biro Organisasi I Wayan Serinah,S.Sos.,M.Si. (BP/istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Buda Kliwon Wuku Matal, Rabu (2/10), berlangsung puncak Karya Agung Mamungkah, Tawur Balik Sumpah, Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Suci Wanagiri Dalem Tarukan di Banjar Dinas Eka Adnyana, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Pelaksanaan prosesi ritual tersebut berlangsung khusyuk dipuput enam sulinggih.

Selaku Pengrajeg Karya Ida Pedanda Gede Sogata dari Geria Tianyar. Pura ini merupakan stana Ida Bhatara Ni Gusti Ayu Wanagiri, putri dari Ida Dalem Tarukan serta merupakan cucu dari Raja Pertama di Bali setelah ekspedisi Majapahit yaitu Ida Dalem Ketut Kresna Kepakisan yang dikenal dengan sebutan Dalem Wawu Rawuh.

Baca juga:  Karya Ngenteg Linggih di Banjar Tampakgangsul, Melaspas dan Mecaru Digelar

Hadir pada puncak karya, Gubernur Bali yang diwakili Kepala Biro Organisasi I Wayan Serinah, S.Sos.,M.Si., Bupati Karangasem yang diwakili Bagian Kesra, Kasubag Agama Ida Bagus Putu Surya Dirgantara, anggota DPRD Bali I Nyoman Oka Antara, S.H.,M.AP. serta Bendesa Adat Tianyar dan Perbekel Tianyar. Puncak karya itu juga diisi dengan peresmian prasasti Pura yang ditandai dengan pengguntingan kain pembungkus prasasti serta pemukulan kempul sebanyak 7 kali oleh Kepala Biro Organisasi I Wayan Serinah, S.Sos.,M.Si didampingi undangan lainnya dan segenap Panitia.

Baca juga:  Sejumlah Desa di Bangli Terpapar Abu Vulkanik Gunung Agung

Ketua III Bidang Informasi I Gede Yoga Artisma didampingi Panitia Karya lainnya I Putu Mardana mengatakan, upacara ini dilangsungkan setelah 46 tahun Pura Suci Wanagiri Dalem Tarukan “dipendak tuntun” dari Pura Bukit Mangun. Upacara ini digelar bertujuan untuk mewujudkan rasa bhakti kepada Ida Bhatara Kawitan (Ida Bhatara Ni Gusti Wanagiri ), karena Beliau sudah “dipendak tuntun” sejak lama. “Karena itu sudah menjadi kewajiban bagi pretisentana Para Gotra Sentana Dalem Tarukan untuk melaksanakan karya agung ini secara tulus ikhlas dilandasi dengan sradha dan bakti kepada Bhatara Kawitan. Dengan harapan seluruh pretisentana Ida senantiasa ingat dengan perjalanan suci Ida Dalem Tarukan beserta putra-putri Beliau dalam “ Ngastiti Dharma“, dan seluruh pretisentana Beliau senantiasa diberikan tuntunan untuk senantiasa hidup rukun, damai dan sejahtera serta mampu menjalankan kewajiban berlandaskan kebenaran, “Pada Lyang Astiti Dharma,” ujarnya.

Baca juga:  Kejari Tak Temukan Indikasi Korupsi Pada Pengadaan Buku SMP

Dikatakannya, pada puncak karya, dilangsungkan upacara pangenteg linggih, paselang, pedanan dan pujawali. Kemudian dilanjutkan upacara bakti penganyar mulai Kamis (3/10). Karya akan kasineb Sabtu (5/10), diakhiri dengan prosesi maajar-ajar Minggu tanggal 6 Oktober 2019. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *