Suasana Pura Suci Wanagiri Dalem Tarukan yang akan menggelar karya mamungkah, tawur balik sumpah, padudusan agung, dan ngenteg linggih. (BP/ist)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Setelah beberapa bangunan palinggih yang ada di Pura Suci Wanagiri Dalem Tarukan, Banjar Eka Adnyana, Tianyar, Kubu, Karangasem, selesai dipugar, kini digelar karya agung. Karya kali ini meliputi mamungkah, tawur balik sumpah, dilanjutkan padudusan agung serta ngenteg linggih. Puncak karya akan berlangsung pada Buda (Rabu), Kliwon, Matal, 2 Oktober mendatang.

Hal ini diungkapkan Ketua III Panitia Karya I Gede Yoga Artisma didampingi sejumlah panitia lainnya, Senin (23/9). Dikatakannya, karya agung ini pertama kali dilakukan setelah upacara Mendak Nuntun pada 44 tahun lalu. Di pura ini berstana Ida Bhatara Ni Gusti Ayu Wanagiri

Baca juga:  Pintu Kedatangan International Akan Dibuka Bertahap

Rangkaian kegiatan upacara karya agung ini telah berlangsung sejak beberapa waktu lalu, yakni matur piuning pada Jumat (30/8) lyang dipuput Jro Mangku Pura Suci Wanagiri Dalem Tarukan. Saat itu pula dibangun sarana upacara oleh krama pangempon pura.

Setelah itu kegiatan terus berlangsung secara bertahap. Di antaranya ngulap ngambe dan nuur tirta. Pada Rabu (25/9) akan dilakukan negtegan karya, melaspas wewalungan, nyakapang karang suci, dan upacara lainnya. Upacara akan dipuput Ida Pedanda Istri Oka Tamu dari Griya Gede Nyanglan Kaja, Bangli.

Baca juga:  Pembangunan Tangga Menuju Pura Lempuyang Luhur Mulai Digarap

Sebelum puncak karya akan dilakukan mapapada serta memben karya. Mapapada dipuput Ida Pedanda Budha Gede W. Sugata dari Griya Gede Tianyar, sedangkan memben karya dipuput Ida Pedanda Istri Oka Tamu. Sehari setelah itu dilangsungkan puncak karya pada Rabu (2/10). Pada saat ini juga digelar ngenteg linggih, paselang, pedanan, dan pujawali.

Gede Yoga Artisma mengatakan, pada saat puncak karya dipersembahkan tari wali, di antaranya rejang, pendet, topeng, wayang, dan gambang. Usai karya agung mamungkah ini selanjutnya pujawali dilakukan pada Buda Kliwon Matal. Artinya, pujawali di pura ini digelar setiap enam bulan sekali. (Asmara Putra/balipost)

Baca juga:  Kawasan Wisata Bromo Dibuka Bertahap
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *