DENPASAR, BALIPOST.com – PT HM Sampoerna, Tbk. (Sampoerna), perusahaan tembakau terkemuka di Indonesia, mendukung visi pemerintah dalam mendukung inovasi industri kreatif 4.0 untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa melalui pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM), sains, dan teknologi. Hal ini ditegaskan Sampoerna pada Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 untuk terus mengembangkan bisnis yang berbasis sains dan inovasi.

Manager Regulatory Affairs Reduced Risk Products Sampoerna, Tias Gatra Annisaa, menyatakan selama 106 tahun kehadirannya di Indonesia, Sampoerna senantiasa mengambil peran aktif untuk mendorong kemandirian dan daya saing bangsa melalui pengembangan program yang berbasis inovasi dan teknologi. Lebih dari 10 tahun, perusahaan telah menjalankan program Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) dan Sampoerna Retail Community (SRC) guna meningkatkan kapasitas dan kemampuan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

“Peringatan Hakteknas kali ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk industri, untuk mewujudkan peran nyata penerapan teknologi dan inovasi. Hal ini tentunya akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Tias dalam keterangan resminya, Selasa (26/8).

Baca juga:  Lomba Ceki Jadi Ajang Penggalian Dana

Tias menjelaskan, sejak tahun 2007, program SETC telah menerima sekitar 96.000 pengunjung, melatih sekitar 46.000 pebisnis di 79 kota/kabupaten di seluruh Indonesia, dan membantu 3.000 UKM. Sampoerna juga telah mengimplementasikan 90 proyek penelitian terapan yang telah di uji di bidang pertanian terintegrasi.

Sementara dalam program SRC, Sampoerna mengembangkan ketahanan dan daya saing pada lebih dari 110.000 pedagang tradisional di seluruh Indonesia. Perusahaan juga terus meningkatkan kualitas program di tengah tantangan era industri 4.0. Salah satunya melalui peluncuran aplikasi mobile “Ayo SRC” sebagai terobosan inovatif dalam memperkuat ekosistem komersial perusahaan dan mengintegrasikan para anggota menggunakan teknologi digital. Aplikasi ini menghubungkan seluruh anggota SRC dengan mitra penyalur, seperti pedagang grosir dan konsumen.

“Kami terus memicu diri tidak hanya dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan, namun juga dalam memberikan inspirasi, motivasi serta bertindak sebagai sarana bagi masyarakat dalam mencapai kemandirian. Dengan demikian, Sampoerna telah memanfaatkan pengetahuan bisnisnya dalam memberdayakan pelaku UKM di Indonesia,” kata Tias.

Baca juga:  OTT Oknum Imigrasi di Bandara Ngurah Rai, Kejati Tetapkan Satu Tersangka

Selain pengembangan sumber daya manusia, Sampoerna juga mendorong pengembangan inovasi produk. Menurut Tias, industri tembakau secara global mengalami perubahan, baik dari sisi produk maupun selera konsumen.

Terkait hal itu, Philip Morris International, afiliasi dari Sampoerna, telah melakukan transformasi pada industri tembakau melalui inovasi produk bebas asap, seperti produk tembakau yang dipanaskan. “Dengan bertumbuhnya tantangan di era industri 4.0, Sampoerna percaya bahwa peningkatan kualitas UKM melalui kontribusi teknologi adalah hal yang krusial. Oleh karena itu, kami berharap agar terbentuk sinergi antara Sampoerna dan para pemangku kepentingan, khususnya di Bali, dalam menciptakan ekosistem yang memberikan akses kepada masyarakat atas inovasi produk bebas asap, seperti produk tembakau yang dipanaskan ini,” ucapnya.

Saat ini, Sampoerna memiliki Laboratorium Scientific Technical Services (STS) yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur. Laboratorium ini merupakan satu dari empat laboratorium super yang dimiliki PMI di seluruh dunia.

Di sini, STS melakukan penelitian dan pengujian terhadap produk tembakau konvensional dan produk bebas asap. STS memiliki 65 ilmuwan, insinyur, dan teknisi lokal dari berbagai bidang ilmiah, termasuk kimia, teknik kimia, biokimia, serta teknik listrik. “Kami secara aktif mendorong riset dan meningkatkan inovasi teknologi yang akan membuat industri tembakau semakin bertumbuh, terutama bagi pengembangan produk tembakau alternatif, seperti produk bebas asap di Indonesia. Langkah yang dilakukan Sampoerna juga sejalan dengan visi-misi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang menginginkan adanya peran serta dari swasta dalam pengembangan riset dan inovasi teknologi di Indonesia,” ujarnya.

Baca juga:  Sidak, 8 PKL dan 8 Orang Tanpa Identitas Terjaring

Dengan segala program dan pengembangan bisnis berbasis sains dan teknologi yang sudah dijalankan selama ini, Tias optimistis Sampoerna dapat berpartisipasi dalam mewujudkan visi pemerintah. “Kami siap berjalan bersama pemerintah, terutama Kemenristekdikti yang dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani pada Mei lalu dan Pemerintah Provinsi Bali yang sangat terbuka dengan hadirnya produk-produk inovasi. Hal ini demi mendorong perekonomian Indonesia yang mampu berdaya saing dengan didukung kualitas SDM, inovasi, dan teknologi yang unggul, terutama dari kalangan UKM,” tutup dia. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *