Sestama BNN RI menyerahkan penghargaan kepada Wakil Bupati Badung sebagai Kota Tanggap Ancaman Narkoba. (BP/ist)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sekretaris Utama (Sestama) BNN RI Irjen Pol. Adhi Prawoto, S.H., didampingi Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, S.H., menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Kota Tanggap Ancaman Narkoba dengan tema ”Membangun Kabupaten/Kota yang Tanggap Terhadap Ancaman Narkoba” di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung, Kamis (22/8).

Kegiatan ini dibuka Wakil Bupati Kabupaten Badung I Ketut Suiasa. Hadir narasumber lain yaitu Dr. Made Mangku Pastika, peneliti dari Universitas Padjajaran, dan 100 orang undangan. Pada kesempatan itu diserahkan penghargaan kepada Kabupaten Badung dan BNNK Badung sebagai Kota Tanggap Ancaman Narkoba.

Baca juga:  Ancaman Gelombang Ketiga Dipengaruhi Vaksinasi Yang Belum Memadai

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Badung menyampaikan komitmen Pemkab Badung terhadap bahaya narkotika. “Mudah-mudahan seminar ini memberikan nilai strategis, salah satunya Kabupaten Badung makin progresif meningkatkan secara signifikan menekan narkoba. Tantangan Badung sebagai wilayah pariwisata sangat besar secara kualitas dan kuantitas. Beberapa rekomendasi hasil seminar ini akan kami gunakan sebagai acuan untuk kebijakan strategis. Komitmen bapak bupati dan kami terhadap penanganan narkoba sangat besar, sebab ancaman narkoba jauh lebih sulit dibanding kejahatan lainnya,” ungkapnya.

Sestama BNN RI Adhi Prawoto memberikan paparan dengan tema ”Memperkuat Relasi BNN dan Pemerintah Daerah dalam Penanganan Narkoba Berbasis Kewilayahan”. Menurutnya, BNN selaku vocal point atau leading-sector penanganan permasalahan narkoba di Indonesia. Untuk itu, BNN menggagas Indeks Kota Tanggap Ancaman Narkoba (Ikotan) untuk melihat perkembangan ketanggapan suatu daerah dalam merespons ancaman narkoba. Dengan gagasan Ikotan ini, BNN berkolaborasi dengan berbagai pihak dan sektor pembangunan dalam lima indikator, yaitu ketahanan masyarakat, kewilayahan, kelembagaan, hukum, dan ketahanan keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah exploratory factor analysis (EFA).

Baca juga:  Badung Tunda PTM, Segini Jumlah Guru Terkonfirmasi COVID-19 Sudah Sembuh

Berbagai upaya peningkatan kemampuan antisipasi kejahatan narkoba di daerah dilakukan, diintegrasikan dengan program pembangunan daerah yang dilaksanakan oleh berbagai sektor sehingga memberikan dampak berantai terhadap keberhasilan berbagai pihak. Pemerintah kabupaten/kota memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pembangunan.

Menurut Kepala BNN Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, peredaran narkoba di Bali sudah meliputi seluruh penjuru wilayah. Bali yang dipenuhi pelabuhan ”tikus” dapat dikatakan tidak ada wilayahnya yang bebas narkoba.

Baca juga:  Pertemuan Diplomat Trilateral Sepakat Mengekang Ancaman Militer Korut

Transaksi narkoba pada umumnya dilakukan di tempat hiburan (diskotek, karaoke, pub, cafe), lingkungan kampus, hotel/apartemen, dan tempat kumpul-kumpul remaja (mal, pusat perbelanjaan dan lain-lain). Maka dari itu setiap daerah harus tanggap terhadap wilayahnya agar terhindar dari ancaman narkoba. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *