Ilustrasi. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Seorang remaja usia 15 tahun, PMS, ditemukan tewas gantung diri. Pelajar salah satu SMAN di Klungkung mengakhiri hidup dengan gantung diri di garase rumahnya di perumahan yang berlokasi di Kelurahan Semarapura Kauh, Rabu (17/7).

Peristiwa itu baru diketahui sekitar pukul 08.00 wita. Mayat korban diketahui pertama kali oleh ayahnya saat datang langsung ke rumahnya.

Sang ayah langsung syok melihat anaknya terbujur kaku menggantung di garase rumah dengan kain selendang. Dia bergegas menurunkan tubuh korban dan melarikannya ke UGD RSU Klungkung.

Baca juga:  Buruh Tewas Tersengat Listrik

Setelah mendapat pemeriksaan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Salah satu paman korban, Alit Mawa, mengatakan, sebelum tewas, keponakannya itu sempat mengirim whatsapp (WA) kepada orang tuanya yang tinggal di Sogra. Dalam WA-nya, korban meminta ayahnya segera menjemput ke Klungkung.

Di sana juga tertulis, korban dilarang mengajak keluarga dan tidak memberitahukan kepada ibunya. Di dalam WA-nya hanya diminta bawa sopir dan langsung membawa dirinya pulang ke Sogra. “Orangtuanya curiga dengan isi WA itu. Makanya langsung dijemput pagi ke sini. Ternyata korban sudah meninggal dengan cara seperti ini,” tegasnya.

Baca juga:  Di Lokasi Temuan Barang WNA Diduga Terjun dari Tebing Pecatu, Terdapat Surat Permintaan Maaf

Korban tinggal di perumahan itu sudah sejak setahun lebih. Dia tinggal disana, sejak terjadi erupsi Gunung Agung, karena saat itu dia mengungsi dari Desa Sebudi.

Kepergian korban meninggalkan kesedihan bagi keluarganya. Tidak hanya kedua orangtuanya, tetapi juga adiknya yang baru duduk dibangku SD kelas V di Sebudi dan kakaknya yang duduk dibangku kuliah.

Korban dikenal sangat pendiam. Ia seorang diri tinggal di rumah yang berada persis di bibir Tukad Sangkanbuana. Rencananya jasad korban akan dikremasi, mengingat kematiannya dengan jalan ulah pati (bunuh diri).

Baca juga:  KSTD Bali Serahkan Bantuan Sosial

Belum diketahui, apa sesungguhnya motif korban melakukan aksi nekat seperti itu. Peristiwa ini sangat disesali kedua orangtuanya, keluarganya dan keluarga besar sekolah tempatnya menuntut ilmu. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *