Kadis Koperasi dan UKM Tabanan I Made Yasa. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Pengembangan usaha ke sektor riil saat ini sangat dimungkinkan digarap koperasi di Kabupaten Tabanan karena potensi daerah sebagai lumbung pangannya Bali. Ini juga untuk menyikapi ketatnya persaingan usaha dan lesunya daya beli masyarakat yang memberi andil pada rendahnya perputaran kredit di kalangan koperasi.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Tabanan I Made Yasa mendorong koperasi agar bisa mengambil peluang tersebut. “Jumlah koperasi yang bergerak di usaha simpan pinjam cukup banyak, sehingga memicu persaingan usaha cukup ketat. Untuk itu, koperasi harus mulai melirik sektor riil sebagai pengembangan usaha, terlebih lagi dengan adanya peraturan daerah (perda) yang mengharuskan toko modern menyerap produk lokal. Harusnya itu bisa jadi peluang yang bisa digarap oleh koperasi,” ucapnya belum lama ini.

Baca juga:  Diskop Bentuk Tim Selesaikan Kasus Koperasi Sri Ajeg Mandiri

Menurutnya, keberadaan sektor riil sedang berkembang dan sektor pariwisata memberi dampak pada usaha sovenir hingga kuliner. Hal ini memberi peluang bagi kalangan koperasi untuk menggarap hal tersebut. Dengan demikian, secara tidak langsung koperasi ikut andil dalam mendukung geliat ekonomi di Kabupaten Tabanan.

Di sisi lain, per Mei 2019 perkembangan koperasi di Tabanan dari penyelenggaraan RAT sudah mencapai 76 persen, dan beberapa belum melaksanakan RAT. Koperasi yang belum menggelar RAT akan diberikan teguran. Bahkan, jika tiga kali tidak mengadakan RAT, segera dilakukan pencabutan izin usaha. “Kami ingin koperasi yang ada memiliki kinerja yang bagus. Saat ini koperasi yang ada di Tabanan mencapai 570 unit usaha,” ujarnya.

Baca juga:  Koperasi Bukan Untuk Sejahtera Sendiri

Pihaknya telah membentuk tim bersama Dekopinda Tabanan untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap koperasi yang terindikasi sakit. Tim monev ini turun langsung ke lapangan untuk menanyakan koperasi bersangkutan terkait kendala yang dihadapi. “Hasil monitoring akan menjadi dasar melakukan pembinaan dan pelatihan apa yang tepat untuk pertumbuhan koperasi,” terangnya.

Meski demikian, di tengah persaingan ketat, koperasi baru juga terus tumbuh di Tabanan. Terbukti pada 2019 ini tercatat tujuh koperasi baru yang akan ditindaklanjuti dengan verifikasi terlebih dulu. (Dewi Puspawati/balipost)

Baca juga:  Hanya 12 Persen Koperasi Gunakan Online
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *