DENPASAR, BALIPOST.com – Pascamenggembok DPRD Bali secara simbolis, ForBALI masih belum berhenti untuk mendesak DPRD Bali agar bersikap tegas menolak reklamasi Teluk Benoa. Kali ini, sebuah spanduk dengan karakter Sangut dalam pewayangan Bali dibentangkan di gedung dewan, Jumat (24/5).

Spanduk tersebut merupakan bentuk satir terhadap sikap dewan yang dinilai oportunis. “Sangut adalah salah satu karakter dalam pewayangan Bali, karakter yang oportunis, yang mau menyelamatkan dirinya sendiri. Sebagai suatu sindiran (untuk dewan), bahwa mereka selama ini berkarakter seperti Sangut,” ujar Koordinator ForBALI, I Wayan “Gendo” Suardana disela-sela aksi turun ke jalan ForBALI.

Baca juga:  Pernah Jadi Simbol Krisis COVID-19, Kini Italia Mulai Berlakukan Bebas Masker

Menurut Gendo, rakyat Bali membutuhkan wakil rakyat yang berani bersikap untuk rakyat. Itu sebabnya, ForBALI akan terus mendesak untuk segera menggelar rapat paripurna dan memutuskan menolak reklamasi Teluk Benoa.

Kemudian segera bersurat kepada Presiden RI Joko Widodo untuk meminta pembatalan Perpres No.51 Tahun 2014, serta meminta Presiden untuk mengembalikan kawasan perairan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi. Mengingat, DPRD Bali seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat.

Baca juga:  AWBG 2023 Batal Digelar di Bali

“Selama 6 tahun DPRD Bali tidak ngapa-ngapain, Ketua DPRD Bali hanya mengambil momentum-momentum yang menguntungkan dia,” tudingnya.

Gendo mencontohkan saat Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan menolak reklamasi Teluk Benoa. Ketua DPRD Bali ikut menolak sekaligus menyindir gerakan Bali Tolak Reklamasi. Tapi tidak pernah melakukan tindakan yang serius secara kelembagaan.

Begitu juga tidak pernah mengambil mekanisme politik sebagaimana fungsinya sebagai wakil rakyat. “Bagi kami itu adalah karakter Sangut,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Demo Tolak UU Cipta Kerja di Renon Ricuh
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *