MANGUPURA, BALIPOST.com – Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Bali mengembangkan klaster ayam pedaging di Banjar Tabah, Abiansemal, Badung. Kelompok Tani Ternak (KTT) Jaya Perkasa Mandiri dari Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, Badung dengan anggota 24 orang akan menjadi binaan BI selama 3 tahun.

Kepala BI KPw Bali Causa Iman Karana saat penandatanganan MoU antara BI dan Pemkab Badung terkait pengembangan klaster ayam pedaging, Senin (6/5) mengatakan, sesuai tugas Bank Indonesia bahan pangan sebagai penyumbang inflasi di Bali, salah satunya komoditas ayam. Ayam pedaging dan petelur merupakan salah satu komoditi penyumbang inflasi daerah.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Buka Rakerda DPD KNPI Badung

Inflasi kelompok daging ayam ras secara mtm di Provinsi Bali pada akhir triwulan I, II, III, IV 2018 masing-masing adalah -1,97 persen, 4,57 persen, -9,43 persen, dan 8,14 persen, serta triwulan I 2019 serta -1,65 persen. bPS melakukan pencacahan hanya di dua daerah yaitu Badung dan Denpasar.

Seperti diketahui, Badung merupakan daerah yang dituju pendatang dan hampir 70 persen wisatawan mancanegara menginap di Badung. Sehingga kebutuhan akan daging ayam cukup tinggi.

Baca juga:  Ditebar, Ribuan Bibit Kerang Abalon di Pantai Penimbangan

Sementara itu, Badung memiliki potensi untuk pengembangan daging ayam. Maka dari itu, tidak hanya sebagai daerah yang mengonsumsi daging ayam tapi juga sebagai daerah penghasil daging ayam.

Selama ini pengembangan ayam pedaging dan petelur masih bergantung terhadap perusahaan besar sebagai pengendali DOC (Day Old Chicken) dan pakan. Diakui Bank Indonesia, dalam pengembangan klaster telah terbukti berhasil untuk kabupaten yang lain dengan sistem pendampingan yang sangat baik.

Baca juga:  Hampir Sepekan, Dua Kabupaten Laporkan Korban Jiwa COVID-19

Saat ini, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali membina klaster UMKM yang terdiri dari kelompok Volatile Food yaitu 2 peternakan sapi, 2 pertanian padi, 2 pertanian bawang merah-putih, dan 1 pertanian cabai. Selain itu dibina juga produk komoditas ekspor di 5 kabupaten, antara lain kopi arabika Kintamani, kakao Jembrana, tenun, dan silver, serta kelompok pariwisata dan syariah. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *