BPBD Bangli menggelar edukasi siap siaga bencana menyasar siswa SLB. (BP/istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Bangli diberikan edukasi tentang kebencanaan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli. Tak hanya diajarkan teori, mereka juga diajarkan simulasi tentang apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Kasi Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Bangli Ketut Agus Sutapa, Rabu (13/3) mengatakan kegiatan edukasi di SLB dilaksanakan sebagai bagian dari upaya membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Baca juga:  Memalak untuk Beli Miras, Komplotan Berpisau Ditangkap

Dalam kegiatan edukasi dan simulasi di SLB, para siswa diberikan pengetahuan bagaimana cara mengenali dan apa yang harus dilakukan saat menghadapi bencana, baik gempa bumi, tanah longsor maupun erupsi gunung berapi. “Ketika terjadi getaran gempa misalnya, apa yang harus mereka lakukan, kemana mereka harus lari saat mereka masih di ruang belajar atau saat di rumahnya. Itu yang kita sampaikan. Kita juga bangun jalur evakuasinya,” jelasnya.

Baca juga:  Pascagempa, Evakuasi Material Longsoran Libatkan Yonzipur 18/YKR Dam IX/Udayana

Agus mengatakan melalui kegiatan edukasi dan simulasi tersebut, diharapkan para siswa di SLB nantinya mampu mengenali bahaya bencana dan dapat menyelamatkan diri secara baik jika terjadi bencana dengan mengikuti jalur-jalur evakuasi yang telah ada. Dikatakannya bahwa dalam memberikan edukasi dan simulasi, pihaknya dibantu oleh para guru di sekolah tersebut sebagai penerjemah, agar pesan yang disampaikan ke para siswa bisa diterima dengan baik.

Kegiatan edukasi dan simulasi kebencanaan ini, kata Agus, akan dilaksanakan secara simultan setiap tahunnya. “Nantipun saat 26 April ini, dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang dilaksanakan BNPB dan BPBD di seluruh Indonesia, salah satunya itu akan kita sasar nanti. Karena sekarang kan ada penguatan kelompok rentan, baik wanita, ibu hamil maupun kaum disabilitas. Mereka ini yang perlu mendapat prioritas pertama ketika melakukan penyelamatan saat terjadi bencana” kata Agus. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Hampir Setahun Akses Jalan di Desa Belancan Putus
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *