DENPASAR, BALIPOST.com – Jelang hari raya Nyepi, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali menggelar bazar atau pasar murah di Parkir Timur Lapangan Puputan Margarana, Renon, Denpasar, Minggu (3/3). Tampak istri Gubernur Bali, Ny. Putri Suastini Koster meninjau agenda rutin untuk menjaga pasokan dan harga komoditas pangan tersebut.

Mengingat, jelang hari raya selalu ada kecenderungan terjadinya peningkatan permintaan kebutuhan sehari-hari terkait pangan. “Ini rutin dilakukan pemerintah, dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan. Pertama, masyarakat kita mendapat harga yang lebih murah. Masyarakat kalau belanja kan suka nawar. Daripada nawar, sekarang langsung saja turun dari harga pasar,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali ini.

Putri Suastini berharap kegiatan ini dapat sedikit meringankan masyarakat, kendati hanya sektoral. Yakni terbatas ditujukan kepada masyarakat yang melaksanakan kegiatan atau berolahraga di seputaran Renon.

Baca juga:  Keliru, Pengelolaan Sampah Selama Ini Timbulkan Sifat Egois

Selain itu, untuk lebih mendekatkan pemerintah dengan masyarakat, serta memperkenalkan pula produk-produk olahan pangan dari Kelompok Wanita Tani (KWT). “Jadi, masyarakat juga diperkenalkan dengan produk-produk yang mungkin sebelumnya di pasar tidak dia lihat karena ini datangnya dari beberapa kabupaten. Bisa saja yang misalnya jualan hanya di Gianyar, kali ini datang ke Denpasar sehingga masyarakat melihat produk baru itu. Sambil promosi-lah,” jelasnya.

Dalam skup kecil, lanjut Putri Suastini, pasar murah juga turut memberdayakan petani karena ada pula hasil-hasil pertanian seperti sayur mayur dan buah-buahan yang dijual. Untuk yang lebih luas, gubernur Bali dikatakan sudah menggawangi dengan peraturan. Salah satunya, Pergub No.99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Setelah ada peraturan, pelan-pelan dilakukan penataan.

“Sebenarnya kita belum siap, belum menanam buah lokal sebanyak-banyaknya, jadi bisa kekurangan. Tetapi tidak apa-apa, karena aturan sudah mengikat sehingga ada kepastian bagi petani. ‘Oh…sekarang memang sudah haknya kita, buah-buahnya kita, yuk kita tanam ramai-ramai,’ kan gitu jadinya,” paparnya.

Baca juga:  Polresta Denpasar Gelar Operasi Zebra, Ini Sasarannya

Terkait fenomena harga naik jelang hari raya, Putri Koster menyebut pemerintah ke depan perlu ikut mengantisipasi dan mengatur. Misalnya dengan ikut menyiapkan stok agar harga kebutuhan pokok lebih stabil.

Namun demikian, gejolak harga di Bali sebetulnya tidak terlalu tajam bila dibandingkan dengan daerah lain jelang hari raya.

Diwawancara terpisah, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana mengatakan, komoditi yang memberikan andil terhadap laju inflasi di Bali adalah daging ayam ras, bawang merah, dan cabai. Dalam pasar murah, ketiga komoditi tersebut dijual dengan harga di bawah harga pasar untuk menjaga tingkat inflasi.

Baca juga:  Puasa Pertama Bertepatan Nyepi, Sholat Tarawih Dilaksanakan Di rumah Masing-masing

Daging ayam misalnya dijual dengan harga Rp 28 ribu/kg jika dibandingkan harga di pasar Rp 35 ribu/kg. Ada pula kebutuhan pokok seperti beras yang dijual Rp 9.800/kg dari harga pasar Rp 10.500/kg.
“Pasar murah akan dilaksanakan 10 kali dalam setahun untuk menyambut hari-hari besar keagamaan ataupun hari besar lainnya. Untuk agenda Nyepi dilaksanakan di Denpasar. Sedangkan agenda berikutnya akan dikoordinasikan dengan kabupaten/kota bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Bali,” ujarnya.

Menurut Mardiana, pasar murah melibatkan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura yang mengikutkan Aspehorti, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengikutkan pelaku usaha olahan, Dinas Kelautan dan Perikanan dengan produk ikan dan olahan ikan, Perum Bulog Divre Bali yang menjual beras, minyak goreng, dan gula pasir, serta dua perusahaan besar swasta yang bergerak di bidang peternakan. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *