Kepala Bandara Silampari Rudi Pitoyo. (BP/istimewa)

LUBUK LINGGAU, BALIPOST.com – Bandara Silampari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, saat ini telah siap diresmikan Presiden Joko Widodo, setelah selesainya sejumlah pembangunan sarana dan prasarana pendukung kelancaran penerbangan. “Nanti jadwal pastinya tunggu informasi dari Setneg, dan pada dasarnya kita siap kapan saja,” kata Kepala Bandara Silampari Rudi Pitoyo di Lubuk Linggau, Senin (18/2).

Dalam rangka persiapan peresmian tersebut, kata Rudi, sejumlah pejabat sudah melakukan peninjauan seperti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Intinya, untuk gedung terminal baru sudah rampung, dan bersamaan dengan itu juga pihak terkait menyiapkan infrastruktur seperti karantina dan sebagainya.

Baca juga:  Hari Pahlawan, Menjadi Motivasi dan Semangat Melawan Pandemi

Rudi mengatakan, pembangunan dan penambahan luas terminal yang dilakukan sejak 2016 itu sudah rampung 100 persen. Gedung terminal itu terdiri dari ruang keberangkatan dan kedatangan serta ruang tunggu penumpang dan tempat check in.

Sejauh ini, kata Rudi, bandara kebanggaan masyarakat Lubuk Linggau tersebut sudah melayani 3 kali penerbangan setiap hari. Masing-masing dua kali penerbangan ke Jakarta dan sekali penerbangan ke Palembang. “Kita ada tiga penerbangan ke Palembang dan Jakarta dengan jumlah penumpang mencapai 350-400 penumpang per harinya,” katanya.

Kehadiran Bandara itu tentu membantu masyarakat, bukan hanya yang tinggal di Lubuk Linggau tapi masyarakat di daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Musirawas, Musirawas Utara, Empat Lawang bahkan Provinsi tetangga seperti Bengkulu bisa menikmati fasilitas penerbangan melalui Bandara Silampari.

Baca juga:  KPU Ingatkan Bantuan Bencana di Sulteng Jangan Jadi Komoditas Politik

Mantan Kepala Bandara Labuhan Bajo ini menerangkan, gedung terminal Bandara Silampari yang baru mempunyai daya tampung dan kapasitas yang jauh lebih besar dari pada sebelumnya. Bila dua maskapai masuk secara bersama-sama tidak ada lagi penumpang yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. “Target kita untuk penumpang sebanyak 400 ribu pertahun, untuk kapasitas perhari bisa menampung 400-600 orang penumpang,” paparnya.

Sejak dioperasikan, Bandara Silampari mengalami pasang surut, karena sempat terhenti dan mulai dioperasikan kembali sejak 2005 melalui subsidi Pemkab Musi Rawas (Mura). Di bawah pengelolaan Pemkab Mura, Bandara Silampari terus dikembangkan, baik dari sisi udara maupun sisi darat. Kemudian hingga tahun 2013, pengelolaan Bandara Silampari diserahkan operasionalnya kepada Kementerian Perhubungan.

Baca juga:  Kemenhub Lakukan Spesial Audit Lion Air

Sejak 2014, Bandara Silampari berstatus Satuan Pelayanan yang menginduk pada Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu. Sejak 14 Februari 2018, kata Rudi, status Bandara Silampari dinaikkan menjadi Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *