Tim Labfor saat turun ke RSUD Klungkung untuk memperoleh sidik jaei bayi, guna mempercepat proses pengungkapan siapa kedua orangtuanya. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah sempat dinyatakan sehat dan normal, kondisi bayi laki-laki yang ditemukan di Desa Kusamba, mengalami penurunan kondisi kesehatan. Pihak RSUD Klungkung, mengatakan bayi ini mengalami infeksi saluran pernafasan. Ini ditunjukkan dengan adanya gejala sesak napas pada bayi tersebut, hingga peningkatan kadar leukosit (sel darah putih), hingga tiga kali lipat.

Direktur RSUD Klungkung, dr. Nyoman Kesuma, Rabu (6/2), mengatakan hasil perkembangan kesehatan pada bayi ini di dapat, setelah melihat hasil lab, dimana menunjukkan kadar leukositnya mengalami peningkatan tiga kali lipat. Guna mengetahui dampak dari situasi ini dan langkah penanganan selanjutnya, pihaknya masih menunggu hasil kultur pembiakan jaringan. Tujuannya, untuk mengetahui bakteri apa yang menyebabkan infeksi dan obat apa yang tepat untuk mengatasinya.

Baca juga:  Gara-gara KDRT, Security RSUD jadi Pasien RSUD

Kalau infeksinya berlanjut, dr. Kesuma menegaskan, maka tentu akan membahayakan kondisi kesehatan bayi itu. Meski demikian, sejauh ini kondisi bayi masih bisa tertangani. Namun, kali ini pihak RSUD Klungkung menerapkan aturan baru dengan melakukan pembatasan kunjungan. Agar ruang bayi tersebut bisa steril, agar perkembangan kesehatan bayi bisa semakin menunjukkan progrees yang membaik.

Disinggung mengenai pembiayaan, dr. Kesuma menegaskan sejauh ini masih ditangani oleh pihak rumah sakit. Namun, pihaknya menegaskan, sudah ada pembicaraan dengan Dinas Kesehatan Klungkung, bahwa nantinya biayanya akan ditangani oleh Dinas Sosial Provinsi Bali, sampai selesai perawatan. Pihaknya belum bisa memperkirakan sampai kapan bayi akan dirawat di RSUD Klungkung. Sebab, untuk melihat hasil kultur saja, itu butuh waktu seminggu baru bisa keluar.

Baca juga:  Perkuat Agen Pemulihan untuk Mengoptimalkan Pascarehabilitasi Narkoba

“Setelah itu baru bisa diberikan antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur. Sebab, penanganan yang sekarang, hanya diberikan anti biotik secara umum,” tegasnya.

Di pihak lain, Kasubag Humas Polres Klungkung, AKP Putu Gede Ardana, mengatakan setelah melakukan penyelidikan ke desa-desa, kos-kosan hingga ke bedeng-bedeng galian C Gunaksa, polisi memperluas penyelidikan dengan menyasar seluruh rumah bersalin yang dikelola bidan di Klungkung. Namun, sejauh ini hasilnya masih nihil. Tim Labfor Polda Bali juga turun ke rumah sakit untuk memperoleh sidik jari bayi, yang akan dicocokan dengan orangtuanya dengan sistem elektronik.

Diserahkan ke Dinsos Provinsi

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Perlindungan Anak Klungkung, Ida Bagus Anom Adnyana, Rabu (6/2), mengaku sudah mendengar adanya penemuan bayi laki-laki itu. Bahkan, pihaknya mengaku banyak didatangi warga, menyampaikan keinginannya untuk mengadopsi bayi tersebut. Karena belum jelas siapa kedua orangtuanya, sementara untuk biaya perawatannya akan ditanggung oleh Dinas Sosial.

Baca juga:  Revisi UU Perimbangan Keuangan Masuk Prolegnas 2021, Ini Kata DPRD Bali

Selanjutnya, bila bayi sudah dinyatakan sehat dan diperbolehkan keluar rumah sakit, maka bayi ini akan menjadi tanggung jawab Dinsos Provinsi, apakah selanjutnya akan dititipkan di suatu yayasan/panti asuhan, atau proses adopsi kepada pihak-pihak yang menginginkan dipercepat. “Semasih dalam penyelidikan polisi, dan selesai penanganan di rumah sakit, belum ada yang mengakuinya, kami akan proses ke Dinsos Provinsi. Nanti Dinsos Provinsi yang akan menanggung biaya hidupnya dan memproses untuk sementara akan ditempatkan dimana,” tegasnya. (bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *