Sampah plastik. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Sejumlah warga di Desa Peliatan membangun komunitas yang gencar memburu sampah plastik. Komunitas yang menamakan diri Peliatan Ngogo (Pego) ini berburu sampah plastik di kawasan suci seperti pura hingga kuburan.

Upaya ini diharapkan dapat menguasai masyarkat luas, untuk tidak memanfaatkan sampah plastik saat ke pura. Koordinator Pego I Wayan Sugiarta mengatakan pihaknya juga memungut sampah plastik pada Minggu (20/1), dengan memilih lokasi kawasan Pura Dalem Puri dan Kuburan setempat.

Tidak hanya kalangan muda, aparatur desa hingga tokoh masyarakat setempat pun ikut ambil bagian. “Kali ini kita pilih lokasi di Kawasan Pura Dalem Puri Peliatan dengan memanfaatkan momen karya ngaturang Sasolahan Calonarang nganem sasih. Kami ingin gerakan ini semakin meluas dan terpenting mentradisi di masing-masing rumah tangga,” ungkapnya.

Baca juga:  Kualitas Air Danau Batur Diuji, Sampel Diambil di 10 Lokasi

Dikatakan Komunitas Pego ini adalah wadah bagi warga Desa Peliatan, khususnya anak muda untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Sekaligus sebagai solusi masalah kepedulian sosial. “Kami bergerak untuk melakukan tindakan secara kolektif dan berkelanjutan demi terciptanya lingkungan desa yang lestari,” terangnya.

Diakuinya, dalam sepuluh tahun terakhir kondisi sungai di desa setempat cukup memprihatinkan. Selain limbah cair rumah tangga, juga bercampur limbah padat, yakni sampah plastik. “Mudah-mudahan dengan gerakan warga ini dapat menumbuhkan budaya malu kepada mereka yang selama ini membuang limbah ke sungai. Kami hanya ingin menumbuhkan kesadaran secara bersama,” terangnya.

Baca juga:  Menyoal Bebas Sampah Plastik

Bendesa Pakraman Peliatan, I Ketut Sandi juga mengakui, tidak hanya di perkotaan, kondisi air sungai di Peliatan juga mulai memprihatinkan. Kondisi ini juga yang mambuat krama setempat bergerak dengan aksi telusur sungainya.

Mereka rutin dan menargetkan sungai yang mengalir di desa setempat kembali lestari. “Setelah sungai, Pego juga memastikan kawasan suci agar steril plastik. Karena itu pula, kami selalu mendukung dan kami mengeluarkan pararem agar kegiatan persembahyangan hingga nunas Tirta dilarang menggunakan kantong plastik,” terangnya.

Baca juga:  Jelang Tanding di Stadion Dipta, Belasan Pemain PSIS Semarang Terpapar COVID-19

Alhasil selama beberapa bulan terakhir, cukup efektif menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak dini. Buktinya, Pego yang didominasi oleh anak-anak muda ini dijadikan wadah berkreasi untuk kelestarian lingkungan. “Komunitas ini juga dijadikan media informasi bagi pemuda terkait isu lingkungan, mengedukasi warga untuk peduli terhadap lingkungan dan utamanya melakukan aksi nyata demi penyelamatan lingkungan hidup,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *