Suasana evakuasi korban yang tersetrum di Desa Tegallalang Kamis sore. (BP/nik)

 

GIANYAR, BALIPOST.com – Mayat seorang pemuda ditemukan di areal sawah Desa Tegallalang pada Kamis (27/12) sore. Adalah I Wayan Adi Yuliartha warga setempat. Saat ditemukan sudah terbujur kaku dengan tubuh melengkung. Pemuda 20 tahun ini diketahui tewas akibat tersetrum listrik di lokasi tersebut.

Keterangan paman korban, I Wayan Tirta, awalnya Kamis sore sekitar pukul 18.30 WITA ia hendak membuang sampah organik di seputaran TKP. Dalam perjalanan menyusuri jalan setapak dilihat sosok tubuh manusia tergeletak dengan posisi melengkung ke belakang. Melihat temuan itu spontan saja ia berteriak minta tolong.

Baca juga:  Segini, Vonis Pasutri Pembuang Bayi

Setelah diperhatikan ternyata sosok mayat yang mengenakan baju merah itu adalah keponakannya, I Wayan Adi Yuliartha. Sontak I Wayan Tirta menangis histeris karena tak menduga keponakannya akan terbujur kaku dengan tubuh melengkung ke belakang. Saat ditemukan korban mengenakan pakaian kaos merah bertuliskan The Red Liverpool dan celana pendek warna biru.

Sejumlah warga sempat tidak berani menyentuh langsung jasad pemuda kelahiran 26 Juli 1998 ini. Sebab, di tangan korban masih menggenggam kabel hitam. Setelah aliran listrik dipadamkan, baru jasad korban diangkat. Bersama korban, juga ditemukan sebatang bambu penyangga kabel yang melintang di atas pematang sawah Subak Uma Babakan, Banjar Gagah.

Baca juga:  Transmisi Lokal Masih Terjadi, Perilaku Warga Tak Disiplin Disoroti

Kapolsek Tegalalang AKP I Gede Sukadana saat dikonfirmasi Jumat (28/12) membenarkan adanya kejadian tersebut. Polisi sudah ke TKP. Jasad korban lantas dibawa ke rumah duka yang jaraknya hanya sekitar 10 meter dari TKP.

Berdasarkan hasil visum pemeriksaan Bidan Puskesmas Tegallalang I Ni Wayan Suratni terdapat pendarahan pada selera mata, ada bekas terbakar telapak tangan kanan dan telapak tangan kiri, dan tidak ada bekas kekerasan akibat orang lain di tubuh korban.

Baca juga:  Pohon Tumbang Timpa Dua Mobil

Secara terpisah Ibu kandung korban, Ni Nyoman Sulastri sudah menerima kejadian tersebut sebagai sebuah musibah, dan tidak mengajukan tuntutan secara hukum. Rencana jasad korban akan dikubur pada Saniscara Pon Dungulan, Sabtu (29/12).

Meski demikian, Sulastri tampak terpukul. Bagaimana tidak, korban merupakan anak tunggal. Sementara ayah korban, telah meninggal sekitar 6 tahun silam karena serangan jantung. Sepeninggal anak semata wayangnya ini, Sulastri kini hanya tinggal bersama ibu mertua dan kakak iparnya. (manik astajaya/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *