Suasana rapat kerja teknis pengawasan Pemilu 2019 di Bangli. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bangli menggelar rapat kerja teknis pengawasan Pemilu 2019 bersama pihak terkait. Dalam kegiatan itu terungkap sebanyak 262 tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Bangli masuk kategori rawan.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Bawaslu Kabupaten Bangli Nengah Purna tersebut, Kasat Intel Polres Bangli AKP I Made Dayendra mengatakan bahwa jelang pelaksanaan Pemilu 2019 mendatang, pihaknya sejauh ini telah memetakan potensi kerawanan Pemilu. Salah satunya berkaitan dengan TPS. Sebagian besar TPS rawan tersebut berada di Kecamatan Kintamani.

Dia menyebutkan dari total 843 TPS di Kabupaten Bangli saat pemilu nanti, 581 diantaranya masuk kategori aman. Sementara 230 TPS lainnya masuk kategori rawan satu dan 32 TPS masuk kategori rawan dua. “Kalau tidak pernah terjadi gejolak dimasukan kategori aman. Sedangkan kalau pernah terjadi gejolak dan geografisnya sulit dijangkau, masuk kategori rawan satu. Kalau kategori rawan dua, di lokasi tersebut pernah terjadi gejolak, terjadi masalah social dan geografisnya yang benar-benar sulit,” jelasnya.

Baca juga:  Perkara Masker Nyerempet Pilkada, Artha Dipa Ngaku Tak Dilibatkan Pengadaan

TPS yang masuk kategori rawan, lanjut Dayendra sebagian besar berada di Kecamatan Kintamani. Kerawanan karena faktor medannya yang sulit.

Terhadap keberadaan TPS rawan itu, pihak kepolisian akan melakukan pengamanan dengan menerjunkan 634 personil. Pengamanan juga akan dilakukan dengan dibantu personil TNI sebanyak 31 orang, dan petugas linmas 1.686 orang. Mengingat jumlah petugas Linmas yang dibutuhkan nantinya cukup banyak, maka menurut Dayendra perlu dilakukan persiapan mulai dari sekarang. Untuk mengantisipasi sulitnya mencari petugas Linmas saat mendekati hari pencoblosan, Kapolres, kata dia, sudah memerintahkan jajaran Kapolsek untuk berkoordinasi dengan para camat di wilayah masing-masing.

Baca juga:  Jembrana Petakan Kerawanan Konflik Pilkada

Selain TPS, diungkapkan juga potensi kerawanan muncul karena masih adanya pemilih yang belum rekaman E-KTP. Dayendra mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan akibat adanya pemilih yang tak bisa menyalurkan hak suaranya ke TPS saat pemilu nanti, maka perekaman E-KTP terutama terhadap pemilih pemula harus digenjot.

Mengenai pelaksanaan kampanye pemilu, Dayendra mengatakan sejauh ini berlangsung kondusif. Tidak ada muncul permasalahan. Menurutnya ini berkat kerja semua pihak baik penyelenggara, pengawas dan stakeholder terkait. Dalam rangka suksesnya Pemilu 2019 mendatang, kepolisian akan menyelenggarakan operasi khusus yang dinnamai Operasi Mantap Brata 2019.

Baca juga:  Kebakaran Sampah di Pecatu Bukan dari TPS Liar

Sementara itu, Ketua Bawaslu Bangli Nengah Purna mengatakan Bangli menjadi wilayah paling kondusif dalam pelaksanaan pemilu. Namun demikian ada beberapa masalah yang pernah terjadi dalam pelaksanaan pemilihan sebelumya, yang masuk dalam indeks kerawanan pemilu.

Pada 2010, masalah yang pernah terjadi pemungutan suara ulang akibat adanya pemilih yang mewakilkan. Selain itu pernah juga terjadi masalah money politik di Desa Landih dan kasus warga kasepekang di Susut yang menyebabkan warga bersangkutan dilarang memilih. Purna berharap semua masalah yang pernah terjadi itu, bisa dijadikan acuan bersama bagi semua pihak sehingga pelaksanaa pemilu 2019 mendatang bisa berjalan aman dan lancar. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *