TABANAN, BALIPOST.com – Setelah sebelumnya di 2017, Kesenian Leko asal Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan diusulkan jadi warisan budaya tak benda nasional, Pemkab Tabanan kembali mengusulkan kesenian lain di 2018. Ada dua item yang diusulkan, yakni Tradisi Mesuryak di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan serta teh beras merah Jatiluwih, kecamatan Penebel.

“Tahun ini kami coba usulkan teh beras merah, Jatiluwih yang sudah menjadi kekhasan Kabupaten Tabanan,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan, I Gusti Ngurah Supanji, Jumat (26 /10).

Selain teh beras merah, sejatinya sayur gondo juga diusulkan sebagai warisan budaya tak benda nasional, dalam kategori makanan kuliner khas Tabanan.
Namun untuk itu diperlukan waktu yang cukup panjang karena harus melakukan kajian terlebih dahulu. “Kajiannya memang cukup lama, jadi perlu waktu dan perlu bantuan ahli pertanian, meski begitu tetap kami ajukan,” ucapnya.

Baca juga:  Gelar Safari Ramadan, Indosat Ooredoo Siap Sambut Lebaran

Sementara untuk teh beras merah Jatiluwih, dikatakan Supanji, sudah masuk ke balai pemeliharaan nilai tak benda provinsi yang berlokasi di Dalung. Untuk diketahui, Kementerian memperbolehkan daerah untuk mengajukan beberapa warisan budaya baik itu dari sisi kuliner, seni pertunjukan, corak kain, benda pusaka, corak bangunan hingga teknik pengobatan.

“Yang diajukan itu harus unik dan memiliki ciri khas di kabupaten, tujuannya mencegah diklaim daerah lain, mencegah duplikasi oleh orang lain, sejenis hak cipta disamping untuk catatan bahwa di daerah Tabanan ada sesuatu yang unik,” pungkasnya.

Baca juga:  Anomali Cuaca Ekstrem, Masyarakat Bali Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Meski baru dua tahun menjadi perangkat daerah terpisah karena sebelumnya gabung bersama Dinas Pariwisata, dikatakan Supanji, Dinas Kebudayaan saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap sejumlah kesenian khas Tabanan. Bahkan jika ada yang hampir punah atau tanpa regenerasi lagi, akan dilakukan kegiatan rekonstruksi. “Kegiatan rekonstruksi kesenian ini salah satunya berupaya mencari regenerasi baru agar kesenian kesenian khas Tabanan tidak punah, dan dapat dilestarikan,” ucapnya.

Baca juga:  Gianyar Raih Penghargaan di Anugerah Kebudayaan 2019

Salah satu kesenian yang sudah dilakukan rekonstruksi, yakni Gong selonding dari Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan. “Kami mohon dukungan masyarakat juga, jika mengetahui keberadaan kesenian khas Tabanan bisa laporkan ke kami untuk selanjutnya dilakukan kajian, jika memang masih bisa dikembangkan, akan kami upayakan, agar kesenian Tabanan bisa terus lestari,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *