Menteri Pariwisata Arief Yahya (dua kanan) menyerahkan kenang-kenangan pada Sekjen OECD Jose Angel Guírra. (BP/istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menpar Arief Yahya menghadiri Organization for Economic Cooperation Development (OECD) Secretary General Meeting disela-sela Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group di Bali. Pertemuan membicarakan perihal kerjasama dalam bidang pariwisata. “Pertemuan dengan OECD dilakukan untuk membicarakan perihal kerjasama dalam bidang pariwisata. Tujuannya adalah mendukung pencapaian target kunjungan wisman ke Indonesia,” terang Menpar di Nusa Dua, Rabu (10/10).

Saat bertemu Organization for Economic Cooperation Development (OECD), Menpar didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Nia Niscaya, dan Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah Thaib.

Baca juga:  Kapal Pesiar Mewah Pembawa Ribuan Wisman Bakal Rutin Sambangi Bali Utara

Dalam kesempatan tersebut, Menpar menerima Sekjen OECD Jose Angel Guírra. Pertemuan ini membahas seputar pengembangan kepariwisataan Indonesia untuk kedepannya dengan bantuan expertise dari OECD. “Tiga poin utama adalah tentang kebijakan deregulasi. Kebijakan ini semakin digalakkan untuk memudahkan ease of entering Indonesia dan ease of doing business di Indonesia,” papar Menpar.

Poin kedua terkait dengan investasi dan pembiayaan. Tujuannya adalah pengembangan destinasi pariwisata untuk sustainable tourism development. Yang terakhir, pembahasan pengembangan SDM. “Sumber daya manusia pariwisata di Indonesia, harus terus meningkatkan skills and competence. Tujuannya, agar para pelaku pariwisata di Indonesia bisa memiliki daya saing,” jelas Menpar.

Baca juga:  Jaga Citra Bali, Pelaku Pariwisata Diminta Jangan Demo dan Turun ke Jalan

Sekjen OECD Jose Angel Guírra, menyatakan, Indonesia sudah tepat memilih pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas, sebab pengembangan kepariwisataan di Indonesia sudah lebih hanya sekedar mengenai pariwisata saja.

Menurut Jose, pariwisata adalah kontributor untuk peningkatan devisa, PDB dan tenaga kerja yang paling mudah dan murah. Ia juga menilai pariwisata sebagai faktor utama inclusive growth. “Melalui kerjasama, OECD berharap dapat membantu Indonesia. Khususnya dalam hal analisis dan riset di bidang kepariwistaaan. Tujuannya tentu untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” kata Jose. (Nikson/balipost)

Baca juga:  Antisipasi Kebutuhan Galungan, BRI Siapkan Rp 352 Miliar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *