Aparat kepolisian berjaga di Ground Zero, Legian. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Masih kental dalam ingatan kita, 16 tahun lalu, tragedi Bom Bali 1 terjadi pada 12 Oktober 2002 dengan menelan korban 202 meninggal. Disusul 1 Oktober 2005 Bom Bali 2 menewaskan 23 orang. Peringatannya dilakukan setiap tahun, namun untuk tahun ini diperingati secara sederhana.

Memasuki bulan Oktober ini semua komponen di Bali perlu mewaspadai adanya kelompok-kelompok radikal masuk Bali. Hal ini juga menjadi penekanan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Hengky Widjaja, Kamis (4/10), yang mengatakan meskipun Polda Bali dan Kodam IX/Udayana sibuk menyambut IMF-World Bank, peringatan Bom Bali 1 tetap mendapat atensi. “Pengamanan pelaksanaan peringatan Bom Bali 1 adalah Polresta Denpasar, di-back up Polda Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Berulang Kali Membandel Buka hingga Larut, Dua Pemilik Angkringan Dipanggil

Sementara yang perlu diantisipasi dalam peringatan tahun ini, lanjut Kombes Hengky, sama seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu masuknya kelompok-kelompok radikal ke Bali. “Sampai saat ini situasi Bali masih aman dan kondusif,” ungkap mantan Kabag Binkar Karo SDM Polda Bali ini.

Sementara itu, Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Hadi Purnomo menyampaikan, peringatan tragedi Bom Bali akan dipusatkan di Ground Zero, Legian, Kuta. Menurutnya, tidak ada pengamanan khusus karena dilaksanakan secara sederhana. “Tidak ada penutupan arus lalu lintas. Artinya aktivitas di Jalan Legian seperti biasa,” ujarnya.

Baca juga:  Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Denpasar Ditunda

Seperti diketahui Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali 1) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat.

Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Baca juga:  RUU Provinsi Bali Diharapkan Masuk Prolegnas 2020

Peristiwa Bom Bali 1 ini juga diangkat menjadi film layar lebar dengan judul “Long Road to Heaven”. Pelakunya adalah Amrozi, Abdul Gani, Imam Samudra, Ali Ghufron, dengan think-tank Dr. Azahari yang tewas dalam penyergapan di Kota Batu, 9 November 2005.

Sementara Bom Bali 2 pada 1 Oktober 2005 terjadi di Kuta dan dua lokasi di Jimbaran, 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Para pelaku menyandang ciri-ciri khas serangan jaringan teroris Jamaah Islamiyah yang berhubungan dengan Al-Qaeda dengan model bom bunuh diri. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *