Bawang merah disimpan petani. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Petani bawang merah di kawasan Kaldera Batur Kintamani kini menjerit. Pasalnya harga jual bawang merah pada musim panen kali ini anjlok.

Bawang merah yang biasanya bisa dijual petani dengan kisaran harga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram, kini hanya laku dijual Rp 3 ribu per kilogramnya. Salah seorang petani di Desa Buahan, Made Antara mengungkapkan anjloknya harga bawang merah sudah dirasakan sejak tiga bulan lalu.

Saat itu harga bawang mengalami penurunan namun masih laku dijual Rp 8-9 ribu per kilogramnya. Sejak empat hari terakhir harganya kembali anjlok menjadi Rp 3 per kilogramnya. “Harganya turun ekstrem sekali. Sebelumnya, belum pernah harganya seperti sekarang,” ungkapnya, Selasa (2/10).

Baca juga:  Bangun Desa Inklusif Agar Penyandang Disabilitas Juga Bisa Berdaya

Menurut Antara anjloknya harga bawang merah di tingkat petani terjadi karena masa panen yang bersamaan dengan petani bawang merah di daerah luar. Sehingga menyebabkan stok bawang merah melimpah.

Dengan harga yang terjun bebas seperti saat ini, Antara mengaku cukup merugi. Menurutnya harga jual Rp 3 ribu per kilogram, tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkannya selama ini.

Dijelaskan Antara, dengan luas lahan 8 are misalnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan petani bawang merah kurang lebih Rp 10 juta. Sedangkan jika dibandingkan dengan harga jual yang hanya Rp 3 ribu, tentunya tidak ada keuntungan yang didapat. Untuk bisa balik modal, harga jual bawang merah per kilogram idealnya Rp 15 ribu ke atas.

Baca juga:  Masih Anjlok, Penjualan Garam Amed Akibat Pandemi Covid-19

Kini ditengah anjloknya harga bawang merah saat ini, Antara mengatakan dirinya kini terpaksa menyimpan hasil panennya di rumah sambil menunggu harga membaik. Adapun hasil panen yang kini disimpannya kurang lebih sebanyak 4 kuintal.

Karena disimpan, tentunya bawang merah hasil panennya lama-kelamaan akan mengalami penyusutan dari segi berat. “Tidak hanya harganya yang anjlok, bawang merah hasil panen petani juga tidak ada yang beli. Biasanya ada saudagar ke sini beli, tapi sekarang tidak ada yang mau beli,” terangnya.

Jika hingga beberapa bulan nanti harga bawang tak juga membaik, Antara berencana bawang hasil panennya itu akan dijadikannya untuk bibit.
Selain Antara, anjloknya harga bawang merah juga diakui Perbekel Buahan Wayan Suardi. Dia mengungkapkan tak hanya harganya yang anjlok, bawang merah hasil panen petani juga tidak ada yang membeli. Kondisi ini benar-benar sangat memukul petani bawang di desanya.

Baca juga:  Wisatawan Dilarang ke Besakih, Warga Masuk KRB Tetap Didata

Di tengah harga bawang saat ini yang hanya Rp 3 ribu per kilogramnya, petani kini terpaksa menyimpan bawangnya di tempat khusus penyimpanan bawang. Rata-rata jumlah bawang merah hasil panen yang disimpan petani masing-masing 1 ton. “Musim panen sebelumnya belum pernah harganya Rp 3 ribu per kilogram. Dulu paling murah laku dijual Rp 10 ribu,” ujarnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *