DENPASAR, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Hari Tumpek Wayang yang jatuh pada Saniscara Kliwon Wuku Wayang, Sabtu (22/9), Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Kota Denpasar menggelar upacara Pebayuhan Sapuh Leger massal secara gratis di Pura Maospahit, Jalan Sutomo, Grenceng Denpasar. Sebanyak 475 umat Hindu yang lahir pada Tumpek Wayang mengikuti prosesi upacara Pebayuhan Sapuh Leger Massal tersebut.

Upacara dipuput oleh Ida Pedanda Putra Telabah dari Griya Beji Taman Santi, Denpasar dan selaku Dalang Wayang Sapuh Leger, Ida Bagus Merta Tenaya.

Baca juga:  Tumpek Wayang, Pembersihan Diri dan Jagat Bali

Ketua Panitia Pabayuhan Sapuh Leger massal, Pinandita Ayu Trimayukti, mengatakan digelarnya upacara Pebayuhan Sapuh Leger massal bertujuan untuk meringankan beban umat dan memberikan kehidupan yang lebih baik kepada umat Hindu yang lahir pada Rahina Tumpek Wayang. Sebab, umat Hindu yang lahir pada hari tersebut dipercaya merupakan kelahiran sang Buta Kala, sehingga perlu diruwat dengn upacara Wayang Sapuh Leger.

Tidak hanya mereka yang lahir pada Tumpek Wayang, Pebayuhan juga diikuti umat Hindu yang lahir pada hari buruk menurut Hindu (Sarwa Mala), seperti Kelahiran Apit Telaga, Kembar Buncing, dan lainnya. Di samping itu, upacara Pebayuhan Massal digelar untuk menghapus kesan bahwa upacara Pebayuhan itu mahal dan kesan kelahiran yang membebaninya bisa segera terhapuskan dan dibersihkan secara niskala.

Baca juga:  Pj Gubernur Bali Apresiasi Pengembangan MRO Pertama di Bandara Ngurah Rai

“Dari PSN kami berpartisipasi untuk ikut meringankan beban masyarakat dan membantu mereka agar tidak terbebani oleh kelahiran yang memang tidak mereka rencanakan, karena kelahiran melekat pada diri mereka, sehingga kita harus ikut membantu membersihkannya,” ujar Ayu Trimayukti. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *