Sejumlah wisatawan asing berjemur di pinggir pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8/2018). (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pariwisata merupakan salah satu sektor yang akan ditawarkan dalam pertemuan tahunan IMF-WB di Bali pada Oktober nanti. Sektor ini dianggap bisa meningkatakn pertumbuhan devisa Indonesia.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong bisnis pariwisata menjadi salah satu sektor investasi yang ditawarkan. “Pariwisata, sangat jelas dan kelihatan sekali. Ekonomi kita sangat terbantu, penghasilan devisa terbantu oleh pertumbuhan wisata,” kata Thomas Lembong, Selasa (18/9), seperti yang dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Sambut IMF-WB Meeting, Ini Fasilitas Baru Bandara Ngurah Rai

Ia mengatakan pertemuan IMF-World Bank yang digelar pada 8 sampai 14 Oktober 2018 di Bali, menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan lagi devisa melalui investasi di sektor pariwisata. Selain itu, Indonesia juga akan mengendalikan konsumsi BBM impor dengan menggunakan substitusi biodiesel. “Neraca dagang khususnya BBM impor dengan substitusi biodiesel yang merupakan produk lokal dan lebih murah. Ini langkah positif yang harus ada perhatian ke sektor energi,” kata Thomas.

Baca juga:  Jokowi Akui Kemunculan Virus Delta Tidak Terprediksi

Pemerintah berencana menawarkan kesempatan investasi sebesar 42,2 miliar dolar AS dengan nilai total proyek sekitar 86 miliar dolar AS pada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia. Model investasi yang ditawarkan pemerintah antara lain penanaman modal langsung berupa kemitraan strategis sebesar 6,6 miliar dolar AS untuk 13 proyek, partisipasi ekuitas 21,2 miliar dolar AS untuk 45 proyek maupun pembiayaan proyek 11,6 miliar dolar AS untuk 19 proyek.

Selain itu, model investasi lainnya adalah investasi ke pasar modal berupa obligasi domestik (MTN) sebesar 748 juta dolar AS untuk dua proyek, obligasi proyek 1,2 miliar dolar AS untuk satu proyek, dan dana infrastruktur 852 juta dolar AS untuk empat proyek. Sektor yang ditawarkan mencakup bidang energi yakni listrik, minyak, dan gas, lalu manufaktur, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur, transportasi, pelabuhan laut, bandar udara, properti dan real estat, pariwisata dan perhotelan, pertahanan dan keamanan, serta pasar modal. (kmb/balipost)

Baca juga:  Zona Risiko Terbaru Bali Tambah Buruk, Cuma 1 Zona Kuning
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *