Ilustrasi aktivitas bongkar muat di pelabuhan. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Impor Provinsi Bali pada Juli 2018 mencapai USD 22 juta. Impor ini mengalami kenaikan dua kali lipat dibandingkan Juni 2018.

Sedangkan secara yoy (Juli 2018 dibandingkan Juli 2017) impor Provinsi Bali naik 74,76 persen. Meski demikian, impor Juli 2018, diimbangi dengan ekspor Bali yang besarnya USD 46 juta. Sehingga neraca perdagangan Bali masih positif.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri, SE. memaparkan, dibandingkan Juni 2018, impor Bali naik dua kali lipat. Ini dipicu karena peningkatan impor minyak atsiri dari Hongkong.

Baca juga:  Gubernur Serahkan Bantuan Lumbung Pangan Senilai Rp 1,4 M

Di samping itu Bali juga mengimpor barang dari AS, Australia dan Timor Leste berupa vanili. Impor Bali didominasi dari Hongkong sebesar 44,95 persen, Amerika Serikat 20,55 persen, Australia 8,60 persen.

Dibandingkan Juli 2017, impor Bali naik 74,76 persen. Ini karena impor dari AS meningkat 135,53 persen, Australia 192,54 persen dan Italia. “Dari Italia kita naik ratusan persen karena mengimpor mesin–mesin dan peralatannya,” ungkapnya.

Komoditas yang diimpor terbesar adalah minyak atsiri, kosmetik, wangi-wangian, barang dari kulit, lonceng dan arloji. Menurutnya, minyak atsiri diimpor untuk bahan baku pembuatan wangi–wangian, kemudian diekspor kembali setelah memiliki nilai tambah. Hanya saja ia belum mengetahui pasti, kemana minyak atsiri ini diserap dan penggunaannya untuk apa.

Baca juga:  Pascapandemi COVID-19, Bali Tak Bergantung Lagi Pada Pariwisata Tapi Fokus Ini

Penyeimbang neraca perdagangan Bali adalah ekspor. Ekspor Bali Juli 2018 adalah USD 46 juta. Dilihat dari negaranya, ekspor Bali terbesar adalah ke negara Amerika Serikat sebesar 31 persen, Singapura, Jepang, Australia. Dibandingkan Juni 2018 yang besarnya USD 33,34 juta, menjadikan Juli 2018 ekspor Bali mengalami kenaikan 39,28 persen. Secara yoy, ekspor Bali hanya meningkat 13,05 persen.

Bali memiliki kekayaan laut sehingga komoditas yang dominan diekspor pada Juli 2018 adalah ikan dan udang mencapai 24,35 persen, perhiasan dan pakaian jadi. Komoditas yang diekspor ke Australia yaitu ikan, udang, tuna, cekalang dan olahanya, perabot rumah tangga, perabot yang terbuat dari kayu. Disamping itu ada produk baru yang diekspor kesana yaitu kapal penangkap ikan ke Tiongkok. Penyumbang ekspor yang cukup tinggi yaitu pakaian jadi dan rajutan ke Amerika Serikat.

Baca juga:  Evaluasi PPDB, Dewan Denpasar Minta Tetap Gunakan Nilai Ujian

Hongkong juga menjadi tujuan ekspor terbesar berupa barang-barang dari kulit. Perhiasan/permata banyak diekspor ke Singapura. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *