Sanur Village Festival dibuka Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, Kamis (23/8) malam. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menjadi destinasi yang diminati wisatawan mancanegara (wisman) bukan berarti hanya berdampak positif. Ada dampak negatif yang ditimbulkan, seperti peredaran narkoba, kejahatan terorganisir, dan premanisme.

Untuk itu, Sanur yang merupakan destinasi favorit Wisman juga harus bisa menyikapi tantangan ini. Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus R. Golose pun secara khusus mengingatkan hal ini saat menghadiri pembukaan Boost Sanur Village Festival 2018 yang bertempat di Kawasan Pantai Matahari Terbit Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (23/8) malam.

Baca juga:  Selama 2021, Belasan Ribu Kasus Narkoba Diungkap Polri

Kapolda Bali berharap Desa Sanur bisa menjadi kawasan yang bebas dari narkoba dan menjadi role model bagi desa lainnya di Bali. Sebab, berdasarkan data lebih dari 60 persen jumlah tahanan di Bali merupakan tahanan karena pengedar dan pengguna narkoba.

Hal ini menjadi konsen Kapolda Bali agar citra pariwisata Bali tidak seakan-akan menjadi tempat untuk menikmati narkoba. “Sanur harus ‘free of drugs’, harus bebas dari narkotik. Saya amat keras untuk masalah ini (memberantas narkoba, red),” tegas Petrus Golose.

Baca juga:  Catur Putri Andalkan Beregu Cepat dan Kilat

Golose berharap gerakan antinarkoba bisa dimulai dari Kawasan Matahari Terbit, Sanur. Bahkan, pihaknya menginstruksikan kepada aparat desa agar mengasingkan warganya apabila terbukti menjadi pengedar dan pengguna narkoba, apalagi menjadi drugs dealer.

Sebab, menjadi drug dealer akan menghancurkan kehidupan suatu wilayah, seperti halnya Thailand pada 2000-an hancur karena drugs dealer.

Selain itu, saat ini pihaknya juga konsen terhadap organized crime termasuk premanisme. Pada kesempatan tersebut, Golose berharap agar Sanur juga bebas dari organized crime dan premanisme.

Baca juga:  Tertinggi di Oktober dalam 4 Tahun Terakhir, Kunjungan Wisman di 2019

Apabila di Desa Sanur masih ada organized crime dan premanisme, dikatakan bahwa Sanur gagal dan percuma mengadakan event Sanur Village Festival setiap tahunnya. Apalagi, sampai saat ini Kapolda Bali percaya bahwa Sanur luar biasa dalam pengamanan lingkungannya sendiri dengan pengamanan swakarsanya.

Selain itu, pihaknya juga percaya bahwa Desa Sanur dengan kepengurusannya akan menjadi contoh bagi desa lainnya dalam hal bagaimana mengembangkan desa, terutama bebas dari narkoba, Organized Crime dan Premanisme. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *