Pengangkutan barang dari Pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan menggunakan sampan menuju Kepulauan Nusa Penida. (BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Harga elpiji, khususnya ukuran tiga kilogram di Kepulauan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung masih terpaut cukup jauh dengan wilayah daratan. Menekan itu, Pemkab berkeinginan untuk mensubsidi biaya transportasi melalui kapal Roll on Roll off (RoRo).

Namun belum bisa terealisasi lantaran terbentur aturan. “Ada keinginan seperti itu (subsidi transportasi-red). Tapi aturan tak mengizinkan. Karena elpiji itu sudah dapat subsidi dari pemerintah. Jadi tidak bisa lagi ada subsidi lain,” ungkap Sekda Klungkung, I Gede Putu Winastra, Kamis (23/8).

Pejabat asal Tabanan ini menyatakan kebutuhan elpiji melon itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mencapai 12 truk setiap tiga minggu. Sejauh ini, upaya yang bisa diambil pemkab hanya menetapkan besaran ongkos angkut dengan kapal RoRo, LCT dan sampan, sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali. “Bupati hanya sebatas menetapkan untuk biaya penyeberangan saja. Ini sedang dikaji. Untuk menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET), tidak,” jelasnya.

Baca juga:  Komitmen Peduli Terhadap Pendidikan, Bunda PAUD Klungkung Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Berdasarkan hasil penghitungan sementara yang dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan Klungkung dan Bagian Ekonomi, biaya pengiriman per truk mencapai Rp 600 ribu Pulang Pergi (PP). Jumlah tersebut sejatinya dipandang tidak terlalu besar jika disubsidi oleh pemerintah. “Kalau dihitung, biayanya sekitar Rp 7,2 juta untuk pengiriman tiga minggu sekali. Kalau itu disubsidi oleh pemkab, per tahunnya tidak terlalu besar. Sesuai hitung-hitungan dengan dinas Perhubungan, itu juga sudah bisa menutupi biaya operasional. Kapal RoRo tidak rugi,” sebutnya.

Baca juga:  Puluhan KK di Jurangbatu Baru Bisa Nikmati Air Bersih

Disampaikan lebih lanjut, jika biaya pengirimannya telah diatur, harga jual elpiji di pangkalan kisaran Rp 20 ribu per tabung. “Pemkab tetap berkeinginan masyarakat tidak terlalu terbebani. Ini juga harus diputuskan hati-hati sekali. Kami juga berupaya berkomunkasi dengan pemerintah pusat supaya ada solusi untuk ini. Kalau selama ini yang dberikan subsidi hanya untuk wiilayah perintis. Nusa Penida kan tidak masuk,” imbuhnya.

Berdasarkan informasi, harga elpiji 3 kilogram tingkat eceran di Nusa Gede kisaran Rp 24 ribu dan di Nusa Lembongan Rp 30 ribu. Sementara di Klungkung daratan kisaran Rp 18 ribu.

Baca juga:  Parkir Liar di Ubud Kembali Ditertibkan, Belasan Kendaraan Terjaring

Anggota DPRD Klungkung asal Nusa Penida, I Wayan Misna mengungkapkan perbedaan tersebut menyebabkan pengeluaran masyarakat menjadi lebih besar. Bagi yang ekonominya menengah ke atas, hal tersebut mungkin tidak terlalu mencekik. Namun berbeda dengan yang rendah, tentu akan memberatkan. “Saat reses ini sering disampaikan. Kesetaraan harga dengan daratan sangat dinanti masyarakat. Termasuk kebutuhan lainnya,” katanya.

Jika mengacu pada komitmen pemerintah, menciptakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat, hal tersebut diharapkan bisa mendapat perhatian. Menurutnya, memperlancar akses transportasi laut menjadi salah satu alternatif. “Kalau sekarang untuk kapal Roro kan belum maksimal. Kami berharap ini bisa disikapi. BBM kan sudah bisa satu harga,” katanya. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *