SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 28 orang yang berasal dari 7 Kepala Keluarga (KK) situasinya serba keterbatasan pascarumahnya hancur karena gempa. Warga Dusun Kelandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan ini menempati dua buah tenda dari terpal palstik berdesakan dan tak layak huni.

Kondisi tempat dibangunnya tenda masih berserakan oleh material rumah milik keluarga Gede Sidi Mantra (29). Rumah miliknya rata dengan tanah setelah diguncang gempa Minggu (5/8).

Keluarga ini menempati satu buah tenda bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. Sedangkan satu tenda lainnya dibuat secara swadaya oleh para pengungsi.

Baca juga:  Diungkap, Pengiriman Ekstasi Hampir Seribu Butir

Keterbatasan tempat membuat barang-barang pengungsi pun berserakan. Mereka harus tidur dengan beralaskan terpal plastik yang tak layak. Selain persoalan tempat, mereka juga mengalami kesulitan saat memasak.

Gede Sidi Mantra yang menempati dua buah tenda tersebut merupakan keluarga besarnya. Mereka diantaranya Jero Ketut Mangku Rentena, Wayan Sugita, Nyoman Rentana, Made Teken, Nyoman Sukadana dan Nyoman Rentada. “Kami mengungsi di halaman rumah saya karena rumah mereka yang ada di pedalaman rusak akibat gempa,” katanya.

Baca juga:  Menggelandang di Bali, Wanita Asal Jerman Dideportasi

Sejak mengungsi, warga mengalami persoalan serius. Warga belum mendapat bantuan sembako dari pemerintah. Bahkan, warga harus mencari air bersih yang jauh dari lokasi pengungsian untuk sekadar bisa memasak dan minum.

Sekertaris BPBD Buleleng Ketut Susila mengaku sedang mengusulkan bantuan sembako ke BPBD Provinsi Bali untuk dibagikan kepada pengungsi. Mengingat, saat ini stok sembako di BPBD Buleleng sedang kosong.

Sedangkan terkait kebutuhan tenda pengungsi, Susila tak menampik bila kemampuan BPBD Buleleng dalam menyediakan tenda juga terbatas. Apalagi tenda tersebut memang dibutuhkan di beberapa titik.

Baca juga:  Ambil Sabu di Gang Buntu, Pria Pengangguran Dibekuk Polisi

Untuk kebutuhan air bersih, Susila berjanji akan memasang tandon air untuk mengatasi persoalan air bersih bagi pengungsi di Kelandis. “Stok yang ada terbatas. Makanya kami berharap pengungsi bersabar karena masih menunggu bantuan logistik dari provinsi,” katanya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *