DENPASAR, BALIPOST.com – Kelompok Media Bali Post (KMB) bekerjasama dengan BKS LPD menyelenggarakan workshop dengan topik permodalan, kewirausahaan, paradigma baru kiprah perempuan Bali dan tata rias Bali pada Sabtu (28/7) di Banjar Tohpati, Kesiman, Denpasar. Workshop tersebut dibuka Kabag Ekonomi Kota Denpasar. Pembicara dalam seminar itu, Pimpinan KMB Satria Naradha, AA. Ayu Ketut Agung, Dr. AAA Ngr. Tini Rusmini Gorda, S.H., M.H.

Di akhir acara, peserta workshop diberikan pelatihan merias wajah dan membuat sanggul Bali. Pelatihan ini diberikan langsung oleh AA. Ayu Ketut Agung, pemilik Salon Agung. Peserta sangat antusias mengikuti workshop ini karena sangat sesuai dengan kebutuhan mereka.

Bendesa Adat Kesiman Drs. I Wayan Sukana, M.Si. mengapresiasi kegiatan ini karena merupakan upaya untuk mengajegkan Bali. Ajeg Bali agar tidak hanya menjadi slogan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi nyata dari Ajeg Bali. “Dalam rangka Ajeg Bali, warga Kesiman khususnya juga diisi dengan keterampilan serta motivasi untuk warga agar berwirausaha. Sehingga dengan skill yang dimiliki dapat dibantu oleh LPD. Itu akan sangat menopang dalam rangka mengajegkan Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Penyu Masih Diburu untuk Diambil Dagingnya

Menurutnya, jika krama sudah mapan dari sisi ekonomi, kesejahteraan maka dalam rangka ajeg Bali tidak akan sulit. Kesiman sendiri diakui memiliki potensi yang sangat besar dalam hal pengembangan kewirausahaan.

Yang perlu dilakukan adalah memotivasi dan memberi ruang bagi generasi muda karena merupakan ujung tombak untuk penguatan adat, ekonomi dan agama.

Ketua BKS LPD Denpasar Wayan Rayun mengatakan, dengan kegiatan ini lembaga LPD menjadi kuat. Melalui kegiatan itu, LPD bisa lebih dipercaya dan masyarakat semakin fanatik untuk memanfaatkan layanan jasa keuangan LPD. Dengan demikian LPD yang merupakan milik desa adat akan semakin kuat dan berdaya saing.

Baca juga:  Kurang Tepat, Kasus LPD Dibidik Pidana

Masyarakat pun merasakan manfaat dari keberadaan LPD. Seperti pembiayaan untuk upacara keagamaan, untuk anak sekolah, dll. Dengan demikian kepercayaan masyarakat pun semakin tinggi terhadap LPD.

Ia berharap, semua pihak dapat terus bersinergi dengan LPD. Seperti sinergi dengan media, Desa Adat, akademisi dan pengusaha. Karena LPD memiliki tujuan yang sama yaitu untuk adat, agama, budaya. “Ini nyambung, sehingga ini dapat berkontribusi aktif dalam pengembangan desa, masyarakat, dan LPD itu sendiri,” imbuhnya.

Akademisi dan tokoh wanita Bali Dr. AAA Ngr. Tini Rusmini Gorda, S.H., M.H. dalam kesempatan tersebut memberikan motivasi kepada peserta yang hadir para hari itu. Dengan formula 5O, ia ingin mengubah paradigma perempuan Bali agar bergerak di dua ranah, domestik dan publik.

Baca juga:  STIMI Handayani Gelar Workshop Kurikulum Kampus Merdeka

Formula 5O itu adalah otak, omong, otot, orang, ongkos. Perempuan Bali harus memiliki pemikiran (otak), konsep Ajeg Bali yang bisa dilakukan tanpa meninggalkan nilai budaya dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi.

Wanita Bali perlu melakukan pencitraan positif agar semakin dikenal. Setelah memiliki konsep, perempuan Bali harus berani menyampaikan (omongkan) konsepnya, tidak hanya berbicara konsep tapi juga mampu menuangkan konsepnya dalam proposal atau implementasi lainnya.

Setelah itu perempuan Bali juga harus semangat (otot) untuk menyampaikan konsepnya, terlihat dari body language dan niatnya. Perempuan Bali juga harus memiliki jejaring (orang) untuk bisa berkolaborasi dan bersinergi mencapai konsep – konsep yang dibangun.

Terakhir adalah ongkos. Ongkos disini tidak hanya berarti uang tapi juga modal lain yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan konsepnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *