Sirine BNPB yang digunakan saat ada erupsi tidak difungsikan ketika Gunung Agung mengalami erupsi strombolian. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat memasang sirine di sejumlah kecamatan di Karangasem untuk memberikan tanda peringatan ketika Gunung akan Agung mengalami erupsi. Namun, sejak beberapa bulan terakhir pasca seluruh pengungsi pulang ke kampung halaman masing-masing, sirine tersebut tak lagi difungsikan.

Kalak BPBD Karangasem, Ida Bagus Arimbawa, Selasa (3/7) mengungkapkan, sejauh ini alat tersebut memang masih ada di sejumlah kecamatan di Karangasem. Kata dia, sejak beberapa bulan terakhir alat tersebut sudah tidak difungsikan lagi. Sebab, kondisi aktivitas vulkanik Gunung Agung mengalami menurun.

Baca juga:  Pengungsi di GOR Swecapura Terserang Tomcat

Selain itu, alat tersebut mulai difungsikan ketika Gunung Agung berstatus Awas. Karena, jika sudah Awas, kemungkinan besar erupsi Gunung Agung bakal mengeluarkan lahar panas dan awan panas. “Letusan kemarin baru melontarkan lava pijar. Dan lava pijar tersebut membakar lahan kering yang ada di puncak sehingga terlihat seperti lahar panas. Jadi, sirine belum saatnya difungsikan,” ucapnya sembari menyatakan untuk menghidupkan itu pihaknya tidak bisa sembarangan karena masih harus melakukan koordinasi dengan BNPB.

Baca juga:  Masyarakat di Radius Hingga 10 Km Diminta Mengungsi

Dikatakannya, cara menghidupkan alat tersebut masih dilakukan secara manual. Nantinya ketika ada arahan untuk menghidupkan alat itu, ada petugas dari kepolisian, TNI yang bertugas. “Alat itu akan dibunyikan dua jam sebelum terjadinya erupsi,” jelasnya.

Ditanya apakah ada kerusakan sejauh ini terhadap alat tersebut, Arimbawa menegaskan, jika alat tersebut kondisinya masih baik. Tidak ada kerusakan. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *